Mohon tunggu...
Diana Amelia
Diana Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Mahasiswa KKN FIPHAL Universitas Djuanda Melakukan Sosialisasi Pencegahan Stunting di Posyandu Anggrek 1 Desa Cijeruk

12 Agustus 2024   11:56 Diperbarui: 13 Agustus 2024   21:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bogor, 10 Agustus 2024 - Kp. Warung Kupa Desa Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

Prodi Teknologi Pangan & Teknologi Industri Pertanian 

Fakultas Ilmu Pangan Halal, Universitas Djuanda Bogor 

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang berdampak pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Di Indonesia, prevalensi stunting masih tergolong tinggi, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkannya. Faktor-faktor seperti kurangnya asupan gizi, praktik pemberian makan yang tidak tepat, serta rendahnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang menjadi penyebab utama stunting. Mengingat dampaknya yang signifikan terhadap kualitas hidup anak, upaya pencegahan stunting menjadi prioritas dalam program kesehatan masyarakat.

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat kampung warung kupa desa cijeruk tentang pencegahan stunting melalui gizi yang baik, seperti ASI eksklusif dan MPASI bergizi. Selain itu, kegiatan ini juga memperkenalkan abon lele sebagai sumber protein lokal yang dapat mendukung pencegahan stunting. Harapannya, kegiatan ini dapat menurunkan angka stunting dan memastikan anak-anak tumbuh sehat.

"Penyebab utama stunting meliputi status gizi yang buruk sejak dalam kandungan, tinggi badan ibu yang pendek, serta konsumsi makanan instan yang tinggi. Anak-anak yang mengalami stunting sering menunjukkan ciri-ciri seperti keterlambatan pertumbuhan fisik, performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar, pubertas yang terlambat, dan rentan terhadap penyakit karena sistem imun yang lemah. Meski tidak semua balita yang pendek pasti mengalami stunting, penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh oleh dokter anak untuk menentukan penyebab pasti dan penanganan yang tepat. Pencegahan stunting harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan dengan memberikan asupan gizi yang cukup dan perawatan kesehatan yang baik." Ujar Erlin Selaku Pemateri Pada Sosialisai Stunting

Pendapat dari ibu Sifa tentang sosialisasi ini "Disini baru pertama kali ada sosialisasi stunting, jadi warga disini menjadi tahu apa itu stunting." ujarnya 

Upaya pencegahan stunting melalui sosialisasi di posyandu ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak-anak. Pemberian produk inovasi abon lele tidak hanya menjadi simbol dukungan terhadap gizi anak, tetapi juga sebagai langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi seimbang. Semoga inisiatif ini terus berlanjut dan mampu menginspirasi lebih banyak program serupa demi masa depan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun