Mohon tunggu...
Diana Ifan Sari Ledoh
Diana Ifan Sari Ledoh Mohon Tunggu... Guru - Teacher in village

No Excuse For Not Being Great

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Harusnya Belajar, Berbangga, dan Bersyukur (Mazmur 139:1-18)

25 Mei 2021   21:55 Diperbarui: 26 Mei 2021   20:30 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: DocPlayer.com

Pada sebuah tayangan film Bollywood yang berjudul "Khrisna" mengisahkan tentang seorang jenius yang mendapat kemampuan lebih sehingga ia dapat menciptakan sebuah mesin waktu. Mesin yang ia ciptakan dapat digunakan untuk melihat masa lalu serta masa depan seseorang. Singkat cerita   dalam pembuatan mesin tersebut akhirnya dihancurkan sendiri oleh si tokoh yang membuat agar tidak jatuh ke tangan orang yang hendak menyalahgunakannya. Dari keadaaan fiktif yang diceritakan melalui alur film tersebut mungkin dapat menggambarkan niat  kita sebagai manusia yang jarang kita sadari. Mengapa demikian??  Sadar atau tidak ada diantara kita yang pernah berpikir tentang masa lalu yang sudah lewat, seandainya kita dapat mengubah masa lalu tersebut. Adapun diantara kita yang selalu overthinking tentang masa depan, berpikir seadainya kita bisa lebih dahulu melihat apa yang akan terjadi di masa depan agar lebih bersiaga terhadap segala kemungkinan yang terjadi.

Jika bercermin dari dua keadaan di atas, mengenai masa lalu serta masa depan yang masih menjadi rahasia maka kita akan temukan bahwa kita adalah makhluk yang sangat terbatas. Namun dalam semua keterbatasan yang ada, pemazmur mau mengajarkan agar kita seharusnya tetap BELAJAR, BERBANGGA dan BERSYUKUR.

BELAJAR untuk apa??

Apa yang membuat kita harus BERBANGGA?

Mengapa harus BERSYUKUR?

Pada Mazmur 139:1-6 mengungkapkan beberapa hal yang berkaitan dengan pribadi Allah yang kita sembah. Daud dalam pujiannya menyiratkan pengakuan  bahwa dia bukanlah siapa-siapa dihadapan Allah yang Maha Tahu. Tidak ada yang tersembunyi dari kehidupan Daud di hadapan Allah, dari masa kecilnya sampai kepada masa kejayaannya menjadi seorang raja bahkan sampai kepada akhir hidupnya. Daud menegaskan bahwa Ia adalah Allah yang maha menyelidiki, mengenal, mengetahui, mengerti, yang selalu ada dalam lingkaran kehidupannya dan bagi Daud terlalu ajaib untuk dimengerti  mengenai pribadi Allah. Berdasarkan beberapa hal yang berkaitan dengan pribadi Allah ini, maka sebagaimana manusia seharusnya kita mau untuk belajar. Belajar untuk apa?? Belajar untuk hidup kudus. Karena Ia adalah Allah yang maha mengetahui baik pikiran, perkataan maupun perbuatan setiap umat-Nya maka seharusnya kita mau belajar agar seluruh aspek hidup yang dijalani merupakan persembahan yang baik bagi-Nya. 1 Korintus 6: 19 dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Jika  masing-masing kita sadar benar bahwa tubuh kita, kehidupan kita adalah bait Roh Kudus dan Allah sendiri selalu mengetahui semua aspek hidup ini bahkan yang tersembunyi sekalipun maka, maukah kita belajar untuk hidup kudus? maukah kita belajar mempersembahkan hidup yang lebih berkenan kepada-Nya? agar ketika Ia melihat masing-masing kita Ia boleh tersenyum karena ada persembahan hidup yang berkenan kepada-Nya. Satu hal yang perlu kita ingat adalah jika bagi manusia saja kita rela berbuat baik maka bagaimana dengan Allah sang pemberi hidup dan sang Maha Mengetahui.

Hal kedua adalah BERBANGGA. Apa yang membuat kita harus BERBANGGA?? 

Mazmur 139:7-12 merupakan alasan kuat mengapa kita harus berbangga.  Dalam semua ayat tersebut mau mengatakan bahwa Allah selalu ada untuk setiap umat-Nya. Kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada, Ia selalu hadir. Ia ada di titik tertinggi maupun titik terendah dari kehidupan kita, selalu ada saat susah maupun senang, Ia tidak meninggalkan saat kita jatuh dalam kesalahan. Ia tetap ada untuk memegang tangan kita dan menarik keluar dari setiap kesalahan yang sudah diperbuat.  Melalui kehidupan pemazmur yakni Daud dapat kita lihat bahwa Allah selalu ada bagi umatnya dalam semua keadaan. Saat Daud jatuh ke dalam kesalahan dimana ia mengambil istri Uria dengan cara yang salah, Allah pun tetap memanggil kembali Daud melalui teguran yang disampaikan melalu Nabi Natan (2 Sam 12:1-25). Ia tidak meninggalkan, Ia selalu ada. Dengan demikian maka pantaslah kita untuk selalu berbangga karena Sang Maha Kuasa selalu ada untuk kita.

Hal ketiga adalah BERSYUKUR. Mengapa harus BERSYUKUR?

Dalam mazmur 139: 13-18 menjadi landasan kuat kita harus bersyukur. Pemazmur dengan tegas mengatakan bahwa kita adalah karya Allah yang luar biasa dimana Ia sudah sangat mengetahui ketika kita masih bakal anak. Bagaimana kehidupan kita, apa yang akan terjadi serta akan menjadi apa kita ke depan sudah Allah rancangkan (bnd Yeremia 1:5). Hal ini mengajarkan agar masing-masing kita tidak perlu takut akan masa depan. 

Kita memang tidak memiliki mesin waktu untuk memperbaiki masa lalu ataupun melihat kembali masa lalu apalagi melihat masa depan yang masih menjadi rahasia karena terbatas adanya, namun patutlah kita untuk selalu BELAJAR, BERBANGGA dan BERSYUKUR. Belajar agar kita tidak selalu hidup dalam kesalahan karena Allah maha mengetahui, Berbangga karena Ia selalu ada serta Bersyukur karena Allah sudah mengenal setiap kita beserta semua hari besok yang akan dilalui. Dari ketiga hal di atas dapat diketahui bawa KITA LEBIH DARI ISTIMEWA. Sekalipun tidak memiliki mesin waktu namun kita memiliki Pribadi yang selalu menuntun dari masa lalu menuju masa depan paling baik dalam pandangan-Nya.

Soli Deo Gloria!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun