Mohon tunggu...
Deean 05
Deean 05 Mohon Tunggu... profesional -

I am \r\nA daughter\r\nA Sister\r\nA friend\r\nA consultant'\r\nand\r\nWhat I wrote here just a thought from a piece of my broken mind

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasus pemerkosaan meningkat di Ibukota

1 Januari 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:29 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut kata berita yang awak baca di yahoo, katanya kasus pemerkosaan terhadap wanita bertambah tahun ini. Tahun 2010 itu 60 kasus, tahun 2011 naik jadi 68 kasus yang artinya paling tidak tiap satu minggu ada satu wanita yang diperkosa.

Awak sebagai anak kos kos an ibukota sangat miris dan ngeri mendengarnya. Secara awak sering pulang malam dari kantor dan awak pulang jalan kaki karena kantor awak dekat dengan kos kos an awak. Awak jadi sering parno, kalau pulang awak pasti lewat jalan yang rame, takut kalau lewat jalan yang sepi.

Yang awak pikirkan, apakah seks sebegitu membutakan mata hati manusia kah? Apakah mereka sampai tidak berpikir bagaimana kalau yang diperkosa adalah adik mereka atau ibu mereka? Awak juga sangat tidak setuju jika orang-orang hanya menyalahkan wanita karena memakai pakaian serba sexy atau rok mini sehingga menimbulkan nafsu syahwat lelaki.

Bukankah pernah mendengar kisah nabi Yusuf yang digoda oleh ratu yang sangat cantik, tapi nabi Yusuf tidak sedikitpun terbawa hawa nafsu. Bukankah juga pernah ada cerita mengenai seorang pemuda yang rela melumuri tubuhnya dengan kotoran manusia ketika digoda oleh perempuan cantik yang menyukainya. Mereka adalah pemuda-pemuda yang sholeh, yang akhlaknya sudah dibentuk dari awal.

Okeh okeh, pasti ada yang protes karena mereka memang pemuda-pemuda mulia. Lalu bagaimana dengan suku terbelakang di pedalaman-pedalaman indonesia yang bahkan tidak memakai sehelai benang pun. Wanita-wanitanya tidak apa-apa toh, mereka tidak diperkosa toh. Karena mereka menghargai wanita mereka. Dan itu yang diajarkan leluhur mereka dari mereka kecil.

Analogi awak yang sederhana ini cuma ingin mengingatkan bahwa sebenarnya masalah yang terjadi adalah masalah akhlak yang tidak terbentuk dengan baik sejak awal. Para pemerkosa itu adalah orang-orang yang tidak mendapatkan pendidikan akhlak dari awal. Pendidikan dasar itu ternyata penting kan? Jadi untuk membenahi masalah ini, sebaiknya kita tidak hanya menilik persoalan dari satu sudut saja, lihatlah akar permasalahannya.

Dan jangan hanya menyalahkan kaum wanitanya saja.

Dan bagi kaum wanita, berpakaianlah yang sopan dan menutup aurat. Setidaknya yang tidak menimbulkan syahwat bagi lelaki. Bukannya mau menyalahkan anda, tapi bukankah kejahatan bukan hanya terjadi karena ada niat pelakunya tapi juga karena ada kesempatan. Berusahalah untuk menghindari tempat-tempat dimana anda mungkin mendapat perlakuan yang tidak senonoh. Jikalau pun harus kesana karena tuntutan pekerjaan, berpakaianlah yang sopan, tidak mengumbar aurat, dan bekalilah diri dengan kemampuan bela diri.

Awak juga rada ngeri dengan situasi ini, awak juga mau belajar beladiri. tapi sampai sekarang belum kesampaian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun