Mohon tunggu...
Dian Cahyadi
Dian Cahyadi Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Negeri Makassar

"Saya adalah pribadi yang simpel dengan logika yang praktis.....terkadang bagi praktis yang logika dengan simpel yang pribadi....adalah saya"

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seni sebagai Ilmu vs Ilmu sebagai Seni

4 September 2023   01:40 Diperbarui: 4 September 2023   01:57 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'jika seni sebagai ilmu' maka antara obyek - subyek memiliki jarak. Sementara 'ilmu sebagai seni' maka antara obyek - subyek keduanya terintegrasi.

Pernyataan ini mencoba menggambarkan perbedaan dalam hubungan antara objek dan subjek dalam dua paradigma berbeda: "seni sebagai ilmu" dan "ilmu sebagai seni." Mari kita jelaskan keduanya secara lebih rinci:

  1. Seni sebagai Ilmu: Dalam pandangan ini, seni dipahami sebagai suatu bentuk pengetahuan atau ilmu. Dalam konteks seni sebagai ilmu, fokus utama adalah pada subjek, yaitu seniman atau pencipta karya seni. Kreativitas, ekspresi pribadi, interpretasi subjektif, dan emosi individu sangat ditekankan dalam proses penciptaan seni. Dalam hal ini, seni sering dianggap sebagai sesuatu yang lebih terkait dengan pengalaman subjektif dan perasaan pribadi.

Pentingnya subjek dalam seni sebagai ilmu dapat menghasilkan "jarak" antara objek (karya seni) dan subjek (seniman). Ini berarti bahwa dalam pendekatan ini, karya seni seringkali dilihat sebagai representasi atau manifestasi dari pemikiran, perasaan, atau visi subjek, dan ada pembatasan atau jarak antara pemahaman objek (karya seni) oleh orang lain dan pemahaman subjek.

  1. Ilmu sebagai Seni: Dalam paradigma ini, ilmu dipahami sebagai suatu bentuk seni. Ini mengacu pada gagasan bahwa praktik ilmiah tidak selalu bersifat objektif dan analitis, tetapi dapat juga melibatkan unsur-unsur kreatif, interpretatif, dan subjektif. Dalam ilmu sebagai seni, tidak hanya objek yang dianalisis, tetapi juga subjek yang melakukan analisis.

Dalam konteks ini, integrasi antara objek dan subjek lebih menonjol. Subjek yang melakukan penelitian atau analisis memiliki peran yang lebih aktif dalam membentuk pemahaman tentang objek. Ini bisa berarti bahwa subjek membawa aspek kreatif dan subjektifnya ke dalam proses ilmiah, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian atau interpretasi mereka. Dengan kata lain, subjek tidak hanya mengamati objek secara pasif, tetapi juga terlibat dalam proses penciptaan pengetahuan.

Jadi, inti dari perbandingan ini adalah bahwa dalam seni sebagai ilmu, objek (karya seni) lebih terkait dengan subjek (seniman) dengan jarak yang lebih besar, sementara dalam ilmu sebagai seni, objek dan subjek terintegrasi lebih erat, dengan subjek yang aktif dalam membentuk pemahaman tentang objek. Perlu diingat bahwa ini adalah perbandingan konseptual, dan dalam praktiknya, batasan antara seni dan ilmu tidak selalu begitu tegas, dan ada banyak bentuk kreativitas dan pengetahuan yang mencampurkan elemen-elemen dari kedua paradigma ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun