Benteng Pendem merupakan salah satu benteng peninggalan Belanda yang dibangun pada masa Perang Diponegoro, 1825-1830, setelah Ngawi berhasil diduduki oleh pasukan Belanda.Â
Pembangunan benteng yang selesai ada tahun 1845 tersebut dihuni oleh sekitar 250 tentara Belanda dengan persenjataan senapan, meriam api, dan 60 orang kavaleri yang dipimpin oleh Johannes Van den Bosch.Â
Benteng ini cukup unik. Diberi nama Benteng Pendem karena memang dibangun dengan bentuk serupa bangunan yang "dipendem" ke dalam tanah. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan perlindungan untuk para tentara yang bernaung di sana.Â
Keunikan lainnya adalah, ternyata benteng ini memiliki 510 buah lubang pintu dan jendela, yang mana melebihi Lawang Sewu 429 buah lubang pintu dan jendela. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Ngawi, Ony Anwar, melalui postingan Instagramnya saat benteng ini selesai direnovasi di tahun 2022.Â
Cukup melegakan karena sebelumnya bentuk bangunan Benteng Pendem ini sudah cukup rusak. Bahkan kawan yang berasal dari Madiun bercerita bahwa dulunya benteng tersebut hanya dikenal sebagai tempat mistis yang kerap disalahgunakan untuk area mesum.Â
Mengelilingi Benteng Pendem cukup membakar kalori. Namun pemandangan sore hari di sana begitu indah. Saking indahnya, kamera telepon genggam saya gagal menangkapnya.Â
Mungkin bukan gagal, tapi saya yang payah mengambil gambar. Nah daripada hanya melihat dari gambar, disarankan segera berkunjung ke sana. Karena selain sejarah Belanda, ada sejarah seorang alim ulama yang dimakamkan di dalam benteng tersebut. Penasaran? Segera jadwalkan berkunjung!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H