Akhir Juli saya sekeluarga  isoman,  warga yang isoman mendapat jatah paket nasi kotak 3 kali sehari. Sehabis makan ibu selalu membongkar kardus, menjadi lembaran kemudian ditumpuk di sudut dapur. "Hobi kok ngumpulin resres (sampah) sih buk," goda saya. "Sampah itu harus dipilah", jelas ibu dengan muka serius.Â
Lalu ingatan melayang lima belas tahun silam. Semasa kuliah sambil bekerja sebagai freelance guide hampir tiap hari  Ibu menyiapkan kotak bekal berisi jajan pasar untuk tamu yang ikut program village trip by bike (bersepeda di desa). "Menjaga makanan tetap bersih dan tidak nyampah di desa," ungkap ibu. Wah ibuku adalah pendukung net-zero emissions sejak dulu.Â
Apa itu Net-Zero Emissions?
Saya mengutip dari Wikipedia, net-zero emissions (nol emisi bersih) atau karbon netral sebagai upaya menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan atau mengeliminasi secara total emisi gas rumah kaca.Â
Apa yang terjadi jika karbon dioksida tidak dikurangi/dieliminasi dari bumi? Penumpukan karbon merupakan ancaman besar bagi kehidupan, terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim.Â
Net-zero emissions apakah mungkin? Tentu saja! Bhutan dan Suriname adalah dua negara yang berhasil memenuhi net-zero emissions. 72% wilayah negara Bhutan adalah hutan yang terjaga kelestariannya sehingga Bhutan tidak lagi menjadi negara dengan karbon netral melainkan karbon negatif.Â
Pemerintah Bhutan memberikan subsidi listrik sehingga warganya tidak menggunakan kayu bakar untuk memasak, subsidi untuk kendaraan listrik dan meminimalisir penggunaan kertas di kantor-kantor. Itulah beberapa contoh kebijakan yang dilakukan sebagai komitmen negara Bhutan untuk mempertahankan kondisi karbon netral/karbon negatif. Meskipun Bhutan negara dengan karbon negatif, mereka tetap terkena dampak perubahan iklim dan pemanasan global.Â
Bagaimana dengan kita di Indonesia, apa yang harus kita lakukan? Tidak perlu berpikir muluk-muluk menciptakan sebuah teknologi tinggi untuk mengeliminasi karbon. Bumi membutuhkan sebuah langkah kecil dimulai dari rumah, sebuah kebiasaan yang mendukung net-zero emissions.
Usaha Mewujudkan Net Zero Emissions Dimulai dari Rumah.
1. Mengurangi sampah