Mohon tunggu...
Dian Purnama
Dian Purnama Mohon Tunggu... Freelancer - klaverstory.com

-Job fils your pocket, adventure fils your soul-

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dawet Kani, Legitnya Dawet Pasar Kliwon Kudus Ada di Jogja

27 Oktober 2020   10:10 Diperbarui: 27 Oktober 2020   10:19 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dawet Kani sirup framboze versi take away | dokpri

 Beberapa tahun yang lalu saat pertama kali berkunjung ke Malaysia, setibanya di Melaka saya sempat dibuat terkejut menjumpai deretan penjual cendol di tepi sungai Melaka. Rasanya sungguh heran kenapa ada dawet di sini. 

Saya langsung teringat masa kecil saya, dawet adalah jajanan favorit saya. Waktu itu saya selalu ikut mbah putri ke Pasar Sentul, salah satu pasar di kota Yogyakarta, selesai belanja simbah selalu mentraktir saya dengan semangkuk dawet warna warni (merah, putih, hijau). Semacam apresiasi karena saya tidak merajuk. 

Saya senang sekali melihat kelincahan si embah penjual meracik dawetnya. Baskom-baskom besar berisi cendol berwarna merah, putih dan hijau, satu lagi baskom besar berisi santan putih, semua baskom diberi satu balok es batu. Ada 2 buah kendil, berisikan sirup merah dan sirup gula merah. Sendoknya sangat unik karena berwana kuning emas dengan semacam kumparan di ujungnya sehingga bisa dicantolkan di bibir kendil. 

Ternyata dawet memang tidak hanya ada di Pasar Sentul, dawet ada di mana-mana. Nyatanya saya temukan di Malaysia, negara tetangga, konon cendol Melaka sangat famous dan menjadi favorit di sana. Ada dawet ayu Banjarnergara yang gerobaknya sering saya jumpai di jalan-jalan kota Jogja. Kenal juga kan dengan es cendol Elizabeth yang sangat melegenda di kota Bandung atau Dawet Ireng khas Purworejo. 

Baru-baru ini nambah lagi pengetahuan kuliner saya tentang dunia dawet. Jika selama ini kuliner di kota Kudus terkenal dengan sotonya, hmm anda harus menambahkan dawet Pasar Kliwon di bucket list anda saat berkunjung di kota Kudus. Disebut dawet Pasar Kliwon karena dawet ini memang dijual di Pasar Kliwon dan sudah ada sejak tahun 1960.

Ramainya Dawet Kani, Dawet khas Kudus, kini ada di Jogja | dokpri
Ramainya Dawet Kani, Dawet khas Kudus, kini ada di Jogja | dokpri

Berawal dari pertemuan Ki Sagola dengan Raden Kembang Jaya yang saat itu sedang berkuda di sebuah hutan bersama dengan pasukannya. Ki Sagola yang sedang menjajakan dagangannya dengan memikul gentong yang berisi dawet berjalan melewati hutan itu. Raden Kembang Jaya menghentikan Ki Sagola dan bertanya, ”Apa yang kamu bawa itu?”

Ki Sagola menjawab, ”Minuman dawet, Tuanku. Terbuat dari pati aren dan santan.”Kemudian Raden Kembang Jaya menyuruh Ki Sagola membuatkan dawet untuk seluruh pasukannya. 

Singkat cerita Raden Kembang Jaya sangat terkesan dengan minuman dawet buatan Ki Sagola dan di kemudian hari wilayah hutan tersebut dinamakan Kadipaten Pati. Kata Pati berasal dari bahan dasar utama dawet yaitu tepung pati aren.

Di masa kini, tidaklah mengherankan menemukan “Ki Sagola-Ki Sagola” yang menjajakan dawet di Pasar Kliwon Kudus. Hanya saja dawet tidak lagi dipikul tetapi menetap di kios-kios kecil. 

Dari sinilah keluarga Danial Ahsin membangun bisnis kulinernya dengan berjualan dawet. Resep rahasia dawet turun temurun diwariskan menjaga keotentikan rasa dawet. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun