Mohon tunggu...
Dian Lidiana
Dian Lidiana Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Program Pascasarjana Tata Kelola Seni ISI Yogyakarta

Pekerja seni lepas yang berkonsentrasi di bidang musik tradisional

Selanjutnya

Tutup

Music

Memasarkan Musik Tradisional Secara Digital

10 Mei 2022   22:19 Diperbarui: 10 Mei 2022   22:24 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era digital seperti sekarang ini memungkinkan setiap individu untuk memasarkan produknya, tak terkecuali produk seni. Karya musik tradisional termasuk salah satu yang mendapatkan kemudahan tersebut. 

Pada masa kini musik tradisional dapat dipasarkan secara digital ke platform-platform streaming musik digital seperti Spotify, Joox, Apple Music, Deezer, YouTube Music dan lain sebagainya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh musisi, pencipta lagu untuk memasarkan karyanya melalui platform digital adalah melalui agregator. Agregator atau distributor musik adalah perusahaan yang mengedarkan musik ke berbagai platform yang menjual karya musik baik download maupun streaming. 

Distributor menyalurkan karya master audio rekaman ke berbagai outlet seperti Spotify, iTunes, JOOX, Deezer, TikTok dan lain-lain. Setelah jangka waktu tertentu agregator mengumpulkan royalti dan menyetor kepada pemilik karya. Beberapa agregator yang terkenal diantaranya adalah Believe Music dan Tunecore.

Agregator menjadi salah satu favorit musisi dan pencipta lagu untuk mempublikasikan karyanya ke dalam platform musik digital karena tidak perlu memasarkan musik satu persatu ke platform-platform digital tersebut, hanya saja pendistribusian musiknya membutuhkan biaya. Hal ini bisa dilakukan secara gratis akan tetapi pihak agregator akan memungut keuntungan dari setiap karya musisi. 

Tukang Tabuh merupakan sebuah komunitas musik tradisional yang juga telah memasarkan musiknya secara digital. Tercatat sudah ada sepuluh single yang dipasarkan di platform digital.

Sejak awal Tukang Tabuh menggunakan jasa perusahaan agregator lokal yang berbasis di Badung,  Bali yang bernama Werdimedia. Agregator ini memiliki prosedur pendistibusian yang cukup, diantaranya adalah mengisi form, mengupload artworks (sejenis cover album), dan mengupload rekaman dalam format WAV. Semua hal tersebut dapat dilakukan secara online. 

Setelah semua persyaratan tersubmit biasanya memakan waktu satu hingga dua minggu hingga karyanya terpublikasi. Ada biaya administrasi sebesar Rp. 50.000 untu satu single yang dibebankan kepada artis apabila memakai jasa mereka, dan dari penanyangan di platform-platform tersebut akan dibagi persentase keuntungan, yaitu 70% untuk musisi dan 30% untuk agregator.

Werdi Media terhubung ke sebuah perusahaan agregator internasional yaitu Believe Music sehingga musisi atau artis mendapatkan akun belive back stage secara otomatis. Hal ini memudahkan musisi atau artis untuk memantau langsung penayangan karya mereka di platform digital dan juga dapat melihat seberapa besar royalti yang didapatkan.

Gambar 2 Laman Werdimedia.com
Gambar 2 Laman Werdimedia.com
Kemunculan agregator-agregator tersebut memudahkan para kreator musik untuk dapat mendistibusikan karyanya tanpa memandang dari genre mana musik tersebut. Bagi musik tradisi memasarkan musik secara digital menjadi sangat-sangat berarti. Mereka mendapatkan kesempatan untuk menjangkau pasar yang lebih luas serta mendapatkan akses untuk diapresiasi masyarakat penikmat musik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun