Mohon tunggu...
Dian Kurniati
Dian Kurniati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran

Nutrisi dan Pangan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Microgreen sebagai Strategi Pemanfaatan Lahan Produktif Rumah Tangga dan Super Food

10 Februari 2024   22:24 Diperbarui: 10 Februari 2024   22:43 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Microgreen atau sayuran mikro merupakan sayuran mentah lembut yang berasal dari biji sayuran dan rempah-rempah yang memiliki dua daun kotiledon yang berkembang penuh, dengan atau tanpa munculnya sepasang daun sejati pertama yang belum sempurna. Waktu panen dari microgreen berkisar antara 7-14 hari setelah perkecambahan dengan ukuran 2,5-7,6 cm sesuai dengan spesiesnya, dimana tanaman dewasa membutuhkan waktu panen sekitar 4-6 minggu sejak ditanam dengan tinggi tanaman mencapai 30-35 cm. Microgreen dapat dengan mudah dibudidayakan di daerah perkotaan atau pinggiran kota dengan siklus pertumbuhan yang pendek dan perawatan budidaya yang tidak intensif. Tanaman ini dapat dibudidayakan secara terkontrol di ruang terbuka maupun ruang gelap (black out) tertutup tanpa bantuan media di lahan terbatas serta hanya membutuhkan air sebagai syarat untuk menjaga kelembaban. Microgreen dijual dengan kotiledon (daun biji) dan batang yang  menempel serta memiliki rasa dan tekstur yang lembut dan khas, meskipun berukuran kecil.

Microgreen dinobatkan sebagai superfood karena memiliki nutrisi dan kandungan senyawa bioaktif yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman dewasa. Studi oleh Xiao et al., (2012) melaporkan bahwa 25 varietas sayuran mikro yang tersedia secara komersial umumnya memiliki konsentrasi vitamin (vitamin C, K, dan E), filokinon, karotenoid, dan mineral yang jauh lebih tinggi daripada tanaman dewasa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Ghoora et al. (2020) menunjukkan bahwa 10 tanaman microgreen dari benih yang sama dengan tanaman dewasanya antara lain bayam, rosella, wortel, dan kemangi memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa fenolik dan flavonoid serta potensi antioksidan yang lebih tinggi. Sayuran mikro kaya antioksidan dengan kandungan polifenol tinggi dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit Alzheimer, penyakit degeneratif, dan gangguan terkait usia lainnya, seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular. 

Selama beberapa tahun terakhir, microgreen telah menjadi tren makanan  baru yang terbatas pada pasar dan restoran kelas atas. Sayuran mikro banyak dijumpai pada menu olahan salad atau dijadikan sebagai garnish pada menu utama. Namun, tanaman ini belum terlalu popular di kalangan masyarakat umum baik dari segi pengetahuan, budidaya, maupun pemanfaatannya. Oleh karena itu, informasi mengenai microgreen penting untuk diketahui. Dengan pendayagunaan microgreen dapat menjadi solusi pemenuhan antioksidan eksternal alami sekaligus strategi pemanfaatan lahan produktif yang terbatas dalam menjaga ketahanan pangan rumah tangga perkotaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun