Mohon tunggu...
Dian Widyaningsih
Dian Widyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dian

🌻

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perbedaan Kurikulum 1984 dengan Kurikulum Merdeka

25 Juni 2024   23:20 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:25 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kurikulum 1984 dengan Kurikulum Merdeka


Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, dengan masing-masing kurikulum membawa tujuan dan pendekatan yang berbeda. Dua kurikulum yang cukup berbeda dan sering dibandingkan adalah Kurikulum 1984 (CBSA) dan Kurikulum Merdeka yang saat ini sedang diberlakukan.


Sebagai generasi penerus, wajar untuk penasaran dengan perbedaan pendidikan di masa lampau dan masa kini. Mari kita telusuri perbedaan antara Kurikulum 1984, yang dipelajari orang tua penulis dan Kurikulum Merdeka yang dijalankan saat ini.

Kurikulum 1984, yang dikenal dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), menekankan pada pengembangan proses belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator, dan siswa didorong untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui berbagai kegiatan seperti diskusi, praktikum, dan pemecahan masalah. Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki keterampilan dan sikap yang sesuai dengan kebutuhan zaman.


Kurikulum Merdeka, di sisi lain, menawarkan pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada murid. Sekolah diberikan keleluasaan untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan konteks wilayahnya. Pembelajaran berbasis proyek menjadi salah satu fokus utama, dengan tujuan untuk mendorong siswa belajar secara aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah nyata. Kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki profil  pelajar Pancasila yang berkarakter kuat, kreatif, dan mandiri.

Saya sendiri penulis melihat ada perbedaan dari salah satu nama pelajaran, seperti : Pada Kurikulum 1984, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dikenal dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP). Kurikulum ini menekankan pada penanaman nilai-nilai moral Pancasila pada diri siswa. Sedangkan pada Kurikulum Merdeka, nama mata pelajaran PPKn kembali digunakan, dengan fokus pada pengembangan profil Pelajar Pancasila yang berkarakter kuat, kreatif, mandiri, dan beriman.


Meskipun terdapat perbedaan nama, tujuan utama mata pelajaran PPKn pada kedua kurikulum ini tetap sama, yaitu untuk membekali siswa dengan pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun