Mohon tunggu...
Dian Dwi Rizkiana
Dian Dwi Rizkiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Peradaban

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidik Sebagai Motivator Minat Baca Anak

25 Januari 2025   09:05 Diperbarui: 25 Januari 2025   15:09 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tidak sedikit anak yang memiliki smartphone. Bahkan, hampir semua anak-anak saat ini telah memiliki perangkat tersebut. Hal ini sering kali menyebabkan kecanduan, sehingga anak menjadi semakin jauh dari kebiasaan membaca buku. Kemajuan teknologi memberikan dampak positif, namun juga menghadirkan tantangan, terutama bagi anak-anak. Penggunaan smartphone yang tidak terkontrol sering kali menyebabkan anak lebih tertarik pada konten digital seperti permainan dan media sosial, daripada membaca buku. Akibatnya, kebiasaan membaca menjadi berkurang, dan minat terhadap buku semakin pudar. Ini menjadi tantangan yang signifikan dalam dunia pendidikan.

Tentu hal ini menjadi PR besar bagi para pendidik menanamkan Minat membaca pada diri anak. Khusus nya dari jenjang Sekolah Dasar, karena lebih baik ditanamkan pada usia dini. Usia dini adalah masa emas untuk menanamkan kebiasaan positif, termasuk membaca. Pendidik memiliki peran penting untuk membentuk fondasi literasi anak sejak awal. Dengan pendekatan yang tepat, anak dapat diarahkan untuk mengembangkan minat membaca yang akan menjadi bekal mereka di masa depan. Hal ini perlu menjadi prioritas, terutama di tingkat Sekolah Dasar, di mana anak-anak sedang berada dalam tahap pembentukan karakter.

Berdasarkan Isu yang beredar pada data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks aktivitas literasi membaca di Indonesia pada tahun 2024 masih rendah, yaitu 38,1%. Perlu perhatian khusus mengenai permasalahan ini. Berharap pada tahun 2025, indeks aktivitas literasi akan naik. Data ini menunjukkan bahwa tingkat literasi membaca di Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini menandakan perlunya langkah-langkah strategis dan konkret untuk meningkatkan aktivitas literasi di kalangan anak-anak. Salah satu cara efektif adalah dengan melibatkan pendidik sebagai motivator, yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, menyenangkan, dan menginspirasi anak untuk membaca. Dengan upaya yang terfokus, diharapkan indeks ini dapat meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Pendidik Sebagai Motivator

Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca penting dalam kehidupan karena dapat memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat serta suatu keinginan dan kemauan untuk menuju kemajuan dan kesuksesan. Pengetahuan di dapat dari berbagai cara, salah satunya dengan membaca, baik itu membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan lainya.

Siapa sih yang tidak kenal Bapak Presiden pertama Indonesia? Ir. Soekarno ini dikenal sebagai Presiden pertama yang memiliki wawasan luas dan kemampuan berbicara dalam berbagai bahasa asing. Tentunya hal itu didapat karena beliau hobi membaca buku. Sesuai kutipan Natasya Ramadhani Latif yang diunggah di goodnews from Indonesia. Berjudul "Menginspirasi! Inilah 4 Tokoh Nasional yang Hobi Baca Buku". Sejak muda, Soekarno sudah akrab dengan dunia literatur. Berawal dari koleksi buku ayahnya yang seorang guru, hingga kesempatan mengakses perpustakaan saat bersekolah di Surabaya. Hasil dari ketertarikannya pada buku terlihat jelas. Pidato bersejarahnya pada 1 Juni 1945, yang kemudian melahirkan Pancasila, adalah bukti nyata dari wawasannya yang luas. Soekarno tak hanya menjadi pembaca, tetapi juga pelaksana ide-ide besar yang ia temukan melalui buku. Beliau patut untuk dijadikan motivasi dan contoh bahwa dengan hanya membaca buku membuat kita menjadi seseorang yang sukses jika ilmu yang dipelajari di buku diterapkan dengan baik.

Seorang pendidik memiliki peran penting dalam mengatasi rendahnya minat baca di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menumbuhkan minat baca pada siswa. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan minat baca pada siswa dan efektifkah Pendidik sebagai motivator untuk menumbuhkan minat baca pada siswa?.

Menurut Adzim (2004, hlm.52-67) Beberapa hal yang dilakukan dalam upaya meningkatkan minat baca Diantaranya: (a) Orang tua menjadi figure membaca kepada anak (b) Memilih bacaan yang sesuai pada dengan anak (c) buatlah saat membaca dengan anak).

Salah satu upaya guru yaitu dengan melaksanakan program literasi secara tertib dan maksimal, Selanjutnya, guru memberikan dukungan dan apresiasi agar siswa memiliki dorongan intrinsik untuk membaca buku. Terapkan kebiasaan membaca buku, Guru akan menunjuk beberapa siswa untuk bergantian membaca buku saat pembelajaran berlangsung. Pembuatan pojok baca, yang berisi buku cerita bergambar agar anak lebih tertarik untuk membacanya. Guru memberikan tugas membaca dan menghafal. Kegiatan menghafal efektif karena siswa akan membaca berulang kali. Dan membiasakan kunjungan ke perpustakaan sekali setiap minggu agar siswa mengenal lebih banyak buku.

Dari beberapa artikel penelitian, pendidik sebagai motivator kurang efektif karena perlu kerja sama dari pihak lain seperti orang tua. Penguatan minat baca harusnya dilakukan sejak anak usia belum sekolah, Orang tua sebaiknya membiasakan diri untuk meluangkan waktu sejenak membacakan buku cerita. Agar anak sudah terbiasa mengenal buku dan memiliki minat baca sejak usia dini. Hal ini tentu akan lebih efektif ketika guru, sebagai motivator menumbuhkan minat baca pada siswa.

Kesimpulannya, membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca penting karena memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat. Selanjutnya Guru berperan penting dalam meningkatkan minat baca pada siswa namun peran orang tua lebih efektif karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga bukan di lingkungan sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun