Penyebab rendahnya jumlah lulusan magister dan doktoral di Indonesia
Salah satu penyebab utama rendahnya jumlah lulusan magister dan doktoral di Indonesia adalah kebijakan dan investasi pemerintah di bidang pendidikan. Meskipun pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan tinggi, seperti memberikan beasiswa dan meningkatkan jumlah universitas, upaya-upaya ini belum cukup untuk memenuhi permintaan akan gelar yang lebih tinggi.Â
Terlebih lagi, fokus pemerintah pada pendidikan dasar dan menengah telah menyebabkan terabaikannya pendidikan tinggi, sehingga mengakibatkan kurangnya sumber daya dan dukungan terhadap program magister dan doktoral. Hal ini menyulitkan universitas untuk menarik dan mempertahankan talenta terbaik, sehingga mengakibatkan kurangnya fakultas yang berkualitas dan terbatasnya peluang penelitian bagi mahasiswa.
Tantangan signifikan lainnya yang dihadapi sistem pendidikan Indonesia adalah infrastruktur dan sumber daya yang tidak memadai untuk pendidikan tinggi. Kurangnya infrastruktur teknologi dan pemerataan aksesibilitas dalam kurikulum pendidikan umum merupakan isu krusial dalam integrasi teknologi. Kurikulum terus diubah, kualitas tenaga pengajar rendah, gaji guru honorer pun tidak mencukupi. Faktor-faktor ini berkontribusi pada kurangnya minat untuk mengejar gelar lebih tinggi, karena siswa tidak diberikan sumber daya dan dukungan yang diperlukan untuk berhasil.
Brain drain dan kurangnya insentif bagi lulusan untuk tetap tinggal di Indonesia juga berkontribusi terhadap rendahnya jumlah lulusan magister dan doktoral. Ketika inovator dan peneliti meninggalkan Indonesia, hal ini dapat menghambat inovasi dan pengembangan sehingga menyebabkan kurangnya kemajuan di berbagai bidang[16].Â
Selain itu, rendahnya prestise sosial yang terkait dengan bidang tertentu, seperti pertanian, membuat siswa enggan mengejar gelar lebih tinggi di bidang tersebut [17]. Selain itu, kurangnya kompensasi dan insentif yang memadai bagi lulusan dapat menyebabkan rendahnya motivasi dan kurangnya minat untuk mengejar gelar yang lebih tinggi.Â
Untuk mengatasi permasalahan ini diperlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perubahan kebijakan, peningkatan investasi pada pendidikan tinggi, dan upaya untuk mempertahankan talenta terbaik di Indonesia[19]. Secara keseluruhan, mengatasi tantangan-tantangan ini sangat penting untuk meningkatkan jumlah lulusan magister dan doktoral di Indonesia, yang penting bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan negara dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H