Billa ketika menunggu Ayah sholat jum'at 3 bulan yang lalu di Guangzhou
*Sebelum cerita, mau menuliskan dulu doa untuk putriku yang hari ini , tanggal 30 Agustus 2010, telah memasuki usia 2 tahun. Tak terasa waktu terbang begitu cepat. Bayi yang dulu lahir prematur 33 minggu dengan kondisi mengkhawatirkan hingga berada di incubator 28 hari. Sekarang alhamdulillah tumbuh sehat dan ceria. Cerewet, Sok Pede, Mulai suka Tantrum dan Pintar. Alhamdulillah.
Semoga dirimu kelak menjadi perempuan yang sholeha, yang cerdas, yang beriman, berilmu dan beramal shaleh. Tumbuh sehat dan bahagia lahir batin. Membanggakan orang tua, negara dan agama serta tetap patuh pada orang tuamu ya Nak... Amin...
Selamat Ulang Tahun My little Princess : Siti Syarifah Salsabila Onasis a.k.a Billa Onasis. I love you.
***
Sharing pagi ini adalah mengenai Plastik Belanjaan atau Plastik Kresek yang biasa kita dapat setiap kali belanja di pasar, toko, mini market maupun supermarket. Setelah sering berbelanja di tempat retail maupun toko kecil, hanya sebagian kecil saja yang tidak mencharge harga plastik kresek tersebut.
Di mini market terdekat dari Pearl Garden Hotel tempat aku menginap bersama keluarga, sebuah kantung kresek dihargai sekitar 0.2 hingga 0.5 yuan untuk satu kantung. Oleh karenanya jika kita tidak meminta tambahan kantung kresek, maka semua belanjaan kita akan dipaksakan ada dalam satu kantung. Berbeda sekali dengan kalau kita belanja di Indonesia atau Jabodetabek khususnya. Dimana kita bisa mendapatkan lebih dari satu kantung plastik yang memisahkan jenis belanjaan kita. Tak pernah jenis makanan digabung dalam satu kantung plastik dengan jenis belanjaan yang non makanan. Kitapun tak pernah di charge uang untuk biaya pemakaian kantung-kantung plastik.
Jika berbelanja di toko buku malah tidak diberi kantung sama sekali. Buku-buku yang kita beli itu hanya diikat dengan tali rafia saja. Oleh karena itu, bermodal pengalaman yang ada, aku mencoba untuk selalu membawa kantung kresek sendiri atau kantung belanjaan jenis lainnya.
Sistem yang demikian ini adalah bagus untuk penghematan. Karena kantung kresek atau plastik ini cenderung susah untuk didaur ulang. Jadi dengan mencharge harga tertentu pada plastik membuat pembeli seperti diriku harus membawa kantung tambahan atau membayar lebih untuk beberapa kantung plastik belanja. Jadi pilihannya antara membawa kantung sendiri atau membayar lebih.
Selain sistem kantung plastik, benda satu lagi yang selalu aku andalkan ketika berbelanja di negara yang sebagian besar penduduknya tak mengerti bahasa Inggris ini adalah Kalkulator. Sehingga setiap kali harus berhadapan dengan pedagang yang harus ditawar, aku menawar angka harga barang dengan kalkulator. Aku benar-benar tidak faham bahasa China sedikitpun, namun jika keinginan membeli dan menawar muncul, maka alat kalkulator inilah yang menjadi penghubung diriku dengan pedagang. Kami masing-masing saling menekan angka kalkulator untuk setiap kali melakukan tawar menawar. Awalnya sih aneh dan menggelikan, namun lama-lama aku perhatikan memang alat inilah yang digunakan para pedagang untuk bernegosiasi harga dengan warga negara asing.
Terkadang jika harganya sudah relatif pas bagiku, meskipun mungkin bisa ditawar, tak jarang aku tak menawar sama sekali. Namun jika aku membeli dalam jumlah banyak, maka aku cenderung cukup ketat menawarnya. Memang harus pintar-pintar juga melihat kondisi barangnya, sehingga angka kalkulator yang ditekanpun sesuai dengan budget kita. ^_^
@Pearl Garden Hotel, Huangpu. Guangzhou. Hari ke 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H