Mohon tunggu...
Dian Amirulloh
Dian Amirulloh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Man jadda wajada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengamatan Virus

29 Oktober 2014   16:39 Diperbarui: 12 Februari 2016   17:01 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah virus bisa diamati?

Virus adalah partikel yang berukuran sangat kecil, virus hanya hidup apabila berada di dalam sel inang. Ketika berada di luar sel, virus berada dalam wujud partikel yang mengkristal. Struktur virus sangat sederhana, struktur umum virus tersusun atas materi genetik (DNA atau RNA) dan selubung pembungkus yang disebut Kapsid. Mataeri genetik virus terbungkus oleh kapsid.

Penelitian intensif terhadap virus dimulai pada akhir abad ke-19. Seorang ilmuwan Jerman mencoba mencari tahu penyebab penyakit mosaik yang menyerang tanaman tembakau melalui teknik penyaringan bakteri. Selanjutnya penelitian tersebut dilanjutkan oleh ilmuwan Rusia dan Belanda. Dari hasil eksperimen yang dilakukan, mereka menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik tersebut bukanlah bakteri, melainkan suatu materi lain yang ukurannya lebih kecil. Tahun 1935 melalui eksperimen yang dikembangkan lebih lanjut, barulah penyebab penyakit tanaman tembakau tersebut berhasil diketahui. Agen penyebab penyakit tersebut berhasil dikristalkan dan teramati seperti debu halus dengan bantuan mikroskop elektron. Penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang disebut Tobacco Mosaic Virus (TMV) dan merupakan jenis virus pertama yang berhasil diamati.

Virus berukuran sangat kecil, antara kurang dari 30 nm sampai dengan 300 nm. Virus tidak dapat dilihat dengan mata secara telanjang, melainkan harus menggunakan alat bantu, yaitu mikroskop elektron. Ada dua jenis mikroskop elektron yaitu Mikroskop Elektron Transmisi (Transmission Electron Microscope – TEM) dan Mikroskop Elektron Pemindai (Scanning Electron Microscope – SEM). Cara kerja TEM mirip dengan cara kerja proyektor slide, dimana elektron ditembuskan ke objek pengamatan dan pengamat mengamati hasilnya pada layar. Sedangkan SEM digunakan untuk studi detail arsitektur permukaan sel atau struktur jasad renik, dalam hal ini objek diamati secara tiga dimensi (3D). Dengan adanya penemuan mikroskop elektron tersebut, studi mengenai dunia virus menjadi semakin berkembang.

Meskipun virus berukuran kecil, melalui tahapan eksperimen yang benar dan dengan adanya bantuan mikroskop elektron, pengamatan terhadap virus (termasuk pengambilan gambar atau pencitraan secara langsung) menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Di sini kita belajar kembali bahwa kemajuan teknologi yang diarahkan secara tepat, dapat turut menunjang proses penelitian dan perkembangan dunia ilmu pengetahuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun