Pada tahun 2045 adalah momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia. Mengapa demikian?
Pada saat itu, Indonesia genap berusia 100 tahun alias satu abad Indonesia. Inilah yang menjadi salah satu alasan munculnya ide, wacana, dan gagasan Generasi Emas 2045.
Pada tahun tersebut, sejalan dengan skenario positif yang dirancang masa kini, dapat digambarkan bahwa Indonesia hadir sebagai negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kesejahteraan masyarakat yang merata.
Masih lama banget, kok dipikirin sekarang?
Benar sekali, Indonesia 2045 memang masih 23 tahun lagi. Namun, pada dasarnya bibit-bibit unggul itu sudah ada dari sekarang. Anak-anak kecil maupun bayi baru lahir tahun ini yang berada di sekeliling kita. Merekalah yang akan memimpin bangsa Indonesia di tahun 2045 nantinya. Di tangan merekalah, masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.
Pada tahun tersebut, Indonesia berada dalam bonus demografi yang usia rata-rata penduduk merupakan usia produktif dan mereka kelak yang akan memimpin arah kemajuan bangsa. Pembentukan generasi emas ini harus dilakukan dengan baik. Material yang dibutuhkan adalah Sumber Daya Manusia yang berperadaban unggul, cerdas, berintelektual, spritual, berkarakter mulia, dan sehat.
Intervensi semua pihak dibutuhkan untuk menciptakan generasi emas ini. Visi Indonesia Tahun 2045 yaitu mewujudkan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata dengan kualitas manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat menjadi negara maju dan salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia, pemerataan yang berkeadilan di semua bidang pembangunan, dalam bingkai NKRI yang berdaulat dan demokratis (Kementerian PPN/Bappenas ).
Jadi, Apa hubungan Generasi Emas Indonesia 2045 dengan Korupsi?
Visi ini dapat dicapai dengan terciptanya masyarakat yang antikorupsi. Masyarakat yang antikorupsi telah berhasil menciptakan bangsa yang sejahtera. Contohnya dapat kita lihat di negara Denmark, Finlandia, Selandia Baru, dsb. Negara-negara tersebut masuk dalam daftar Negara yang sudah maju dan tingkat korupsinya termasuk yang paling rendah, menurut katadata.co.id.
Perilaku korupsi telah merambat ke berbagai bidang sektor kehidupan, sejak manusia lahir sampai dengan manusia meninggal dunia, rentan terjadinya korupsi, sebutan “uang pelicin”, pemberian imbalan karena melakukan kolusi dan nepotisme, istilah “orang dalam” sering terdengar di masyarakat, korupsi anggaran pendapatan daerah sampai dengan anggaran pendapatan Negara menjadi hiasan media elektronik dan media cetak. Upaya pemerintah yang dilakukan baik dimulai dari memberikan pendidikan, pencegahan sampai dengan penanggulangan pada tahap berikutnya.
Pengabdian kepada masyarakat ini menjadikan generasi emas sebagai subjek pengabdian karena, mereka adalah calon orang white collar, orang-orang yang berpendidikan baik, ada di jabatan-jabatan strategis, dan mereka merupakan calon orang yang akan kerja pada posisi-posisi strategis yang rentan melakukan tindak pidana korupsi nantinya. Oleh karena itu, perlu generasi anti korupsi untuk membantu pembangunan bangsa semakin lebih baik.