Mohon tunggu...
Panji B Majiid
Panji B Majiid Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Seorang penulis yang sedang merenungi apa saja yang terlintas dalam pikiran, menetap walau hanya bayang namun abadi dalam setiap doa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Soal-Soal ANBK

16 Oktober 2024   13:48 Diperbarui: 16 Oktober 2024   13:58 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan berkaca pada data yang dikeluarkan oleh PISA atau Programme for International Student Assessment. Sebuah studi internasional yang menilai kualitas sistem pendidikan dengan mengukur hasil belajar yang esensial untuk berhasil di Abad ke-21. Menyatakan hasil PISA pada tahun 2022 ini terkait literasi membaca, menunjukkan peringkat Indonesia yang naik 5 posisi dibandingkan tahun 2018. Kendati demikian, score yang didapatkan menunjukkan penurunan dan Indonesia masih menduduki 11 peringkat terbawah dari 81 Negara yang didata.

Pepatah Indonesia ada yang mengatakan bahwa "Nyasar Di Ujung Jalan Kembali Ke Pangkal Jalan" setelah melakukan perbandingan dengan negara maju. Dimana kualitas pendidikannya sangat tinggi seperti negara Finlandia namun pada kenyataannya. Pendidikan yang menggembirakannlah yang membuat peserta didik  berprestasi seperti guru tidak membebankan peserta didik untuk memberikan soal PR (perkerjaan rumah). Sehingga peserta didik ditingkat dasar dalam tumbuh kembang yang penuh dengan dunia bermain, kaya dengan imajinasi. Agar peserta didik menikmati dalam proses pembelajaran.

Merujuk pada dasar pemikiran pendidikan Indonesia. Di mana Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan pertama. Yang merancang kurikulum pendidikan indonesia hingga hari lahirnya dijadikan HARDIKNAS (Hari Pendidikan Nasional) yang kita peringati setiap 02 Mei. Bahwa dunia anak dunia bermain bersama teman-teman sebaya entah di sekolah maupun di Masyarakat. Mengutip Taman Siswa "Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup. Pendidikan itu sendiri adalah kehidupan." "Pendidikan sejati adalah pendidikan yang mengajarkan kita untuk hidup bersama, untuk saling menghargai, untuk saling membantu, untuk saling mencintai."

Kembali kepada kurikulum Merdeka mengajar. Di mana era revolusi industry 4.0. Semua terhubung, kecakapan peserta didik untuk melek teknologi terutatama teknologi informatika dan komunikasi. Mulai dari komputasi awan, Kecerdasan buatan, hingga semua benda teknologi terhubung dengan Internet keterkaitan dan keterikatan mendorong peserta didik agar menjadi digital native.

Dilansir dari buku Praktik Sosial Pemustaka Digital Natives (2022) oleh Endang Fatmawati, digital natives dalam konteks pemustaka adalah orang yang sudah mengenal teknologi sejak dini dan sudah terbiasa menggunakan teknologi informasi dalam akses informasi di kehidupan sehari-harinya. Pertanyaannya adalah apakah tersedia sarana peserta didik disetiap satuan pendidikan? Kapan peserta didik diharuskan mengikuti mata Pelajaran TIK? Apakah sedari kelas 1 atau untuk kelas 5 saja? Dalam rangka persiapan ANBK. Dimana peserta didik kelas 5 dipilih secara acak.

ANBK atau Asesmen Nasional Berbasis Komputer adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud. Program evaluasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mengutip Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, ANBK dirancang guna menghasilkan informasi yang akurat supaya dapat memperbaiki kualitas belajar dan mengajar. Sehingga, nantinya turut meningkatkan hasil belajar siswa.

Asesmen Nasional dilaksanakan dengan 3 (tiga) instrumen yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM Literasi, Numerasi), Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar.

  • Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
  • Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid
  • Survei Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat satuan pendidikan.
    Oleh Penulis
    Oleh Penulis

Soal-soal ANBK ada keunikan sendiri bahkan menjawabnya tidak melulu pilhan ganda, ada dengan cara menjodohkan, isian singkat, menjelaskan uraian dan mencentang benar atau salah. Membuat kita dilatih persoalan dilematis, berani mengambil Keputusan, membaca situasi dan kondisi sehingga memantik kita untuk berpikir kritis. Serta dalam numerasi peserta didik belajar mengenal angka. Lambang bilangan kemudian soal cerita yang dikaitkan dengan perilaku Masyarakat revolusi industry 4.0 dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti membaca struk pembelian (Split Bill) Dimana Gen Z yang senang nongkrong di Kedai Kopi membayar tiket menggunakan QRIS bahkan berlomba-lombanya aplikasi dompet digital menawarkan diskon membuat peserta didik berpikir kritis. Menghubungan mata pelajaran matematika tentang persentase berapa uang yang harus dibayar. Ada pun soal tentang satuan berat pada prakteknya peserta didik dalam melihat kapasitas lift. Apakah semua orang yang menggunakan lift terlatih untuk membaca di sekitarnya. Sekali lagi budaya membaca dan semangat orang tua dalam mendidik anak diutamakan.

Pergi ke perpustakaan, naik transportasi umum seperti busway maupun KRL. Tidak hanya sekedar membayar namun harus dibagikan pengalaman tentang menghitung jarak dan waktu yang harus dipertimbangkan. Agar memantik anak menjadi pembelajar sepanjang hayat. Pada soal-soal dilematis. Apakah saya naik Ojeg online atau naik MRT? Dalam mengirim barang menggunakan jasa pengiriman. Apakah teliti dalam menghitung harga satuan berat?

Membaca buku-buku fiksi yang disukai anak. Lalu diberikan apresiasi (Reward) karena sudah mau menyelesaikan buku yang dibeli hingga kesadaran kepada kekayaan Indonesia tentang kebhinekaan mulai dari kearifan lokal (local wisdom) hingga peduli kepada lingkungan hidup yang masuk dalam tema modul ajar P5 (proyek penguatan profil pelajar pancasila Berdasarkan Pedoman Kemendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah sebuah kegiatan kokurikuler yang berfokus pada pendekatan proyek untuk memperkuat upaya dalam mencapai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Jangan sampai kita menjadi bangsa yang tunaadab sebagaimana yang disampaikan oleh Buya Syafii  Maarif pendiri maarif institute "Pancasila diucapkan oleh lisan, diyakini dalam hati namun dikhianati oleh perbuatan" Kembali Ke ANBK untuk menjadi generasi digital native alangkah indahnya pemerintah, pihak swasta dan Masyarakat. Turut serta mendukung dalam pelaksanaan mencerdaskan bangsa. Tidak menjadi sponsor yang memberikan bantuan sarana dan prasana bisa juga memberikan bantuan pelatihan gratis peningkatan pengembangan diri dari seorang tutor yang memiliki pengabdian yang tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun