JALADRI, SEBUAH KEBULATAN TEKAD MENDIRIKAN ORGANISASI PECINTA ALAM YANG SEBENARNYA DI TENGAH MARAKNYA NAIK GUNUNG SEBAGAI KONTEN
Â
gunung saat ini marak dilakukan oleh generasi milenial dan generasi Y. Namun niat mereka naik gunung lebih banyak demi konten untuk memenuhi halaman media social mereka.
Kegiatan naikBeda dengan generasi 90'an ke belakang, dimana mereka benar-benar menikmati alam tanpa gangguan smartphone dan kamera digital bahkan tak pernah terfikir membuat konten.
Mirisnya anak-anak sekarang kurang sekali dibekali pengetahuan berkegiatan outdoor dan minimnya keamanan karena mereka jarang sekali dikawal oleh orang yang lebih senior atau oleh porter.
Biasanya alasan mereka adalah lebih suka naik gunung dengan teman sebaya yang juga minim pengalaman dan tidak menyewa jasa porter dengan alasan low budget padahal itu penting sekali bagi keamanan mereka.
Tak heran sering terjadi berita kecelakaan dan musibah di gunung, dari mulai yang jatuh ke jurang karena selfie, tertinggal rombongan, kehabisan bekal hingga terkena sengatan dingin (hipotermia) yang berujung pada kematian.
Fenomena ini menjadi kegelisahan para pendiri Jaladri untuk membentuk satu wadah pecinta alam yang mampu menampung aspirasi generasi junior dan juga generasi senior dengan mengedukasi berkegiatan di luar ruang yang aman dan fun.
Mereka percaya organisasi baru ini tetap dapat berkembang meski banyak organisasi pencinta alam yang sudah lama berkecimpung.
Tentunya para founder Jaladri membentuk organisasi pecinta alam dengan tujuan mengembangkan diri baik skill dan mental bagi anggota dalam berkegiatan Outdoor.
Hal ini sudah sejak lama mereka idamkan namun baru sekarang mereka bisa bertemu dengan para founder yang sepemikiran.