Mohon tunggu...
Ahmad Sofyan
Ahmad Sofyan Mohon Tunggu... wiraswasta -

Arsitek dan desainer web freelance yang suka nulis dan ngeblog. Mantan kolumnis majalah INTELIJEN.\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Barack Obama dan Joko Widodo (Beberapa Kesamaan)

22 Juni 2014   01:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:52 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster kampanye Obama yang menyanjungnya secara berlebihan

Sejak 2011, PDIP telah bekerjasama dengan Partai Komunis China (PKC) dalam pembinaan system kaderisasi, penggalangan grassroot, dan pembentukan sekolah Partai. Tahun 2013 saja, tidak kurang dari 3 angkatan kader PDIP yang dikirim belajar di PKC.

Silahkan klik link-link ini :

15 Kader PDIP studi di Partai Komunis China http://t.co/ANM5lrOxHd PDIP akan dirikan sekolah Partai. Sebagai follow up hasil studi di Partai Komunis China. http://t.co/YoSy63UsKw Kerjasama PDIP dan Partai Komunis China ini sudah terjalin serius sejak 2011 lalu http://t.co/ptjuaEwN4y

Geliat ini menunjukkan bahwa PDIP, partai pengusung Jokowi telah diboncengi atau dikendalikan dengan system dan pemikiran komunis (Neo-PKI). Jika kembali pada periode 1965, DN Aidit saat itu telah diperingatkan oleh petinggi partai komunis Soviet untuk tidak terlalu dekat dengan China karena “PKC advonturisme politiknya tinggi.”

Apakah ini semacam Dejavu? Apakah advonturisme (petualangan) politik PKC di Indonesia akan kembali terulang melalui PDIP?

Fadjroel Rachman adalah binaan tokoh senior eks PSI (Partai Sosialis Indonesia), dulu dia sering berkomunikasi dengan Rahman Tolleng. Pada periode 2001-2002, Fadjroel yang eks aktivis ITB ini pernah menjabat Ketua Presidium Komite Pemuda dan Mahasiswa Sosialis Indonesia (KPMSI).

[caption id="" align="aligncenter" width="220" caption="Fadjroel Rachman, generasi sosialis Indonesia"]

Fadjroel Rachman, generasi sosialis Indonesia
Fadjroel Rachman, generasi sosialis Indonesia
[/caption]

Dibandingkan PRD, fraksi Fadjroel ini cenderung lebih moderat. Karena itu dulu, ketika Fadjroel bersama Eros Djarot membentuk Koalisi Nasional, Fadjroel menyayangkan Eros yang terbawa irama gerak anak-anak PRD.

Saya yang pernah bertemu Fadjroel di rumahnya di Bandung, mendapati Fadjroel gerah dengan cara gerak PRD yang dianggapnya mengacaukan skema gerakan Koalisi Nasional.

Dan memang, kelompok sosialis ini di lapangan pun cenderung tidak mau satu barisan dengan anak-anak PRD. Saya yang sempat "blusukan" di kelompok Fadjroel ini, dulu sempat bersitegang dengan anak-anak PRD Jawa Barat, ketika merencanakan aksi mahasiswa. Rapat tersebut dilaksanakan di sebuah secretariat komunitas pengkajian sejarah yang bertempat di sebuah ruangan semi basement dekat Perpustakaan Umum ITB.

Biasanya, antara fraksi Marxis-Leninis dengan Sosialis moderat susah bersatu, tetapi kini di belakang Jokowi mereka tampak kompak.

Sebagai warga Negara, apapun agama, bahasa, dan sukunya, kita seharusnya mengedepankan rasio dan wawasan daripada mitologi. Dan kita pun patut berbaris bersama jangan sampai komunisme kembali manggung di Bumi Pertiwi ini.

Demikianlah tulisan sederhana ini mengurai kesamaan antara Barack Obama dengan Joko Widodo. Entah kesamaan ini merupakan duplikasi/plagiasi kubu Jokowi, atau malah semuanya menunjukkan adanya hubungan antara kubu Obama dan kubu Jokowi? Biarlah waktu yang akan membuka.

Gusti Allah ora sare.

Untuk Admin Kompasiana.com, saya sadar betul bahwa Kompas adalah media penyokong Jokowi-JK, dan jika Admin menimbang secara obyektif, tulisan saya ini bukan black champaign, karena tulisan saya berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang cukup kuat. Dan seperti tagline Kompasiana sendiri sebagai media warga, maka semua opini seharusnya diayomi di sini.

Jika Admin merasakan ketidaksetujuan dengan tulisan saya ini, saya memakluminya danmengundang anda untuk berdiskusi di sini secara terbuka, daripada menghapus/memblok tulisan saya seperti yang sudah-sudah.

Baca Juga :

Jokowi, Jacob Soetoyo, dan Trilateral Commission

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun