Hampir setahun ini dunia telah dilanda ganasnya covid 19. Banyak kematian, ada kesembuhan, ada banyak kasus yang terjadi. Hampir di negara-negara berkembang sudah memasuki tahap resesi termasuk Indonesia.Â
Perekonomian runtuh perlahan-lahan memasuki resesi, daya beli berkurang, uang negara kosong, dompet emak-emak kosong, penjualan pasar-pasar menurun drastis, kegiatan pasar-pasar strategis seperti pariwisata, ritel, ekonomi kreatif, koperasi-ukm-umkm dst merososot tajam, perusahaan-perusahan mulai menurun daya jualnya sehingga terpaksa memecat para pekerja-pekerjanya, PHK besar-besaranpun terjadi sehingga timbullah pengangguran secara besar-besaran.Â
Kebijakan strategis fiskal pemerintah begitu sulit mencari celah jalan untuk mempertahankan/menambah/memperbaiki modal dan uang kas sehingga mau tidak mau harus mencetak uang lagi dan lagi yang bisa membuat inflasi semakin bertambah.Â
Disisi lain Kebijakan moneter tidak sepenuhnya bisa mengakomodir kegiatan usaha, perbankan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya, pasar modal, dst. Dengan kata lain corona virus telah menghantam segala sisi perekonomian dunia termasuk Indonesia.Â
Pemerintah sangat bingung dengan kesehatan dan perekonomian. Kedua sektor penting ini yang sedang dipikirkan sangat keras oleh pemerintah karena harus mengeluarkan uang yang sangat banyak.Â
Dilemanya adalah ketika pemerintah berhati-hati berhemat dengan pengeluaran uang sementara perekonomian dan kesehatan menuntut memerlukan begitu banyak uang. Begitu juga dengan ekonomi keluarga. Emak-emak harus menghemat uangnya untuk mengatur dapur, hutang, keperluan sehari-hari anak dan suami.Â
Emak-emak memutar otak agar uang satu bulan itu cukup dari tanggal 1 sampai tanggal 1 mana yang penting dibeli dan mana yang tidak dulu harus dibeli. Sementara uang dari suami perbulan tidak ada kenaikan bahkan semakin lama ada pengurangan seperti pesangon, bonus, dst.Â
Harga barang dan jasa bertambah naik sementara uang bulanan keluarga tidak bertambah naik yang terpaksa harus memutar otak. Belum juga mereka butuh releks untuk rekreasi keluarga yang juga butuh dana untuk pergi jalan-jalan.Â
Emak-emak sama seperti menteri keuangan memutar mutar otak soal pemasukan dan pengeluaran. Bedanya emak-emak dalam skala kecil sementara menteri keuangan dalam pemetaan yang sangat besar.
Melihat perekonomian yang sangat mengkhawatirkan bagi setiap manusia, kesehatan adalah yang tidak bisa ditawar-tawar lagi soal penanggulangan, proses prosedural penanganan covid 19 ini.Â
Dari data sehari-hari yang diperlihatkan oleh pemerintah melalui satuan tugas penanggulangan covid 19 Indonesia adalah Total Cases 415 ribu orang, Recovered 346 ribu orang, Deaths 14.044 orang. Seluruh dunia Total Cases 46,6 juta orang, Recovered 31,1 juta orang, Deaths 1,2 juta orang.Â