Mohon tunggu...
Lucky Haryadi
Lucky Haryadi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Halo! My name is Lucky, who am I? I just love to go deep in this world. So you can go deep inside the skin of culture and beauty and the world with me. One day I want to know this world better and can share to all of you. Support me please! I also want to make Hostel and Tour in Indonesia, and make Indonesia the best place for independent travel!\r\n\r\nSee my Travel blog:\r\n\r\nhttp://ksanaksini.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Sejati dan Ilusi Kemelekatan

28 Februari 2014   21:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:22 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, kita dapat mencintai harta, jabatan dan juga wanita. Cinta akan uang merupakan akar dari segala kejahatan, kecintaan merupakan sebuah bencana. Cinta itu adalah awal dari penderitaan, sehingga sewaktu muda saya adalah seorang penampik cinta. Hidup bersama dan menikah adalah sebuah ilusi belaka dari pertukaran ekonomi saja. Muncul ketika revolusi pertanian, maka pernikahan salah satu penunjang ekonominya.

Saat masa remaja, saya tidak melihat cinta sebuah nilai yang positif. Sebuah perasaan yang negatif, tidak terkontrol dan bahkan mengacaukan ketenangan pikiran. Sebuah dorangan untuk memiliki selalu ditampik. Seperti sebuah perlawanan dalam diri, apakah benar saya ingin memiliki dia atau hanya sebuah ilusi belaka. Mengejar cinta seperti sebuah peperangan dalam diri, dan benar saja penderitaan muncul dari sana.

Penderitaan muncul ketika cinta muncul dari pikiran, dan hati tertutup. Cinta bukanlah sebuah kata benda yang masuk akal, namun cinta adalah sebuah kata kerja yang mirip dengan cara kerjanya sihir. Begitu saya lupa dengna konsep diatas, saya mencoba terjun dan melakukan semuanya untuk cinta. Karena cinta merupakan kata kerja yang bisa dilakukan dan bisa tidak dilakukan, kita tidak bisa selalu mencintai. Cinta yang murni muncul secara spontan dan munculnya dari hati. Kadang kita bisa memisahkan antara mencari pasangan hidup dan mencintai pasangan hidup.

Ketika kita memikirkan cinta sebagai garansi hidup tanpa masa kesepian, itu bukanlah cinta sejati. Ketika cinta merupakan sebuah palu pengahuncur tembok itu bukanlah cinta. Cinta sejati penuh dengan risiko, karena ia melupakan dirinya dan objeknya. Cinta sejati, melebur diantara saya dan objeknya. Ketika perbuatan itu muncul karena kita ingin dunia yang bahagia, dunia yang damai dan dunia yang tentram. Dan ya saya sedang jatuh dalam ilusi cinta sejati ini.

Lu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun