Mohon tunggu...
DIAJENG JUWITA NINGRUM
DIAJENG JUWITA NINGRUM Mohon Tunggu... Dosen - Mahasiswa IAIN JEMBER

Sikap itu lebih hebat dari pada ucapan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Cinta di Sekolah: Murid Jatuh Cinta pada Gurunya, Wajarkah?

14 Mei 2020   12:10 Diperbarui: 14 Mei 2020   12:11 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cinta memang bisa datang dimana dan kapan pun saja. Tidak mengenal siapapun untuk dijatuh cintai dan bagaimana hubungan keduanya. Sama halnya ketika seorang murid jatuh cinta terhadap gurunya. Hhmmz, sebenarnya wajar atau tidak kah hubungan seperti ini terjalin..?

Biasanya fenomena murid jatuh cinta kepada guru saat sudah memasuki masa remaja.Pada umumnya terjadi pada usia anak kisaran umur belasan tahun.Hal tersebut bukan tanpa alasan, biasanya saat anak berumur belasan tahun mengalami puppy love yaitu perasaan cinta yang belum dewasa. Perasaan cinta semacam itu sering disebut sebagai "rasa kagum" semata.

Lalu apa penyebab seorang murid jatuh cinta terhadap gurunya.Mungkin penjelasan dibawah  ini dapat membantu menjawab pertanyaan yang ada di benak kalian.

1. Guru yang mempunyai fisik yang tampan dan kecerdasan yang dimilikinya, entah itu keahlian di bidang tertentu seperti seni atau olahraga atau pengetahuannya yang luas tentang pelajaran.Biasanya, dua faktor ini masuk dalam daftar cowok ideal kita, sehingga kita bisa jatuh cinta pada guru karena beliau memiliki kedua faktor ini.

2.Guru Sebagai Sosok Yang Dewasa. Bagi murid yang masih remaja sikap guru yang dewasa kerap kali diartikan sebagai sosok yang mampu melindunginya dan merasa aman saat berada dekat dengannya.Dan guru mampu menggantikan peran orangtua di sekolah.Jadi wajar bila kedekatan emosional inilah yang menimbulkan adanya perasaan murid kepada guru.

3.Pengalaman Minim. Di usia remaja, kita tidak punya pengalaman yang banyak dalam hal percintaan dan menghadapi cowok. Karakter cowok yang kita kenal pun masih sedikit. Biasanya terbatas dan minim hanya teman sekelas atau teman sekolah.Daripada naksir sama teman-teman sekelas, kita lebih mudah suka sama guru karena di mata kita guru terlihat lebih keren.

Maka diperlukan adanya peran orangtua dalam mencegah fenomena tersebut. Orang tua seharusnya menjadi sosok yang paling mengerti terhadap anaknya. Peran guru di sekolah hanyalah sebatas sebagai pengajar saja, dan tidak lebih dari itu. Orang tua seharus lebih mengerti dan memahami perannya, sebagai orang yang seharusnya paling memahami perasaan sang anak.

Ciptakan hubungan yang menyenangkan antara anak dan orang tua. Guru bukanlah satu- satunya penentu keberhasilan anak, tapi keluarga dalam hal ini orang tua juga memiliki peranan penting dalam keberhasilan anak.

Well, jadilah orang tua idola untuk anak anda. Dan jangan sampai ia sibuk mencari - cari idola lain di luar keluarganya. Jadilah penyemangat nomor satu dan terdepan saat anak sedang membutuhkan dukungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun