Mohon tunggu...
Hadi Some
Hadi Some Mohon Tunggu... -

still me, HS hehehe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pernyataan Tidak Manusiawi Seorang Menteri

8 November 2010   08:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:46 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12892030511299318161

Kesal campur marah manakala membaca sebuah berita dari laman berita detik.com yang dibagikan seorang teman di salah satu grup facebook, pagi tadi (8/11/2010). Dalam berita tersebut, tertulis bahwa menteri pemuda dan olah raga, Andi Mallarangeng menyumbang beberapa alat olah raga untuk kepentingan hiburan para pengungsi korban merapi, link beritanya ada disini. Yang membuat saya kesal adalah pernyataan tuan mallarangeng yang memberikan statement seperti yang saya kutip dari detik.com, berikut ini: "Menurut saya penting memberikan kegiatan positif bagi pengungsi. Saya lihat mereka itu sudah cukup sebenarnya, makan sudah siapkan dan MCK sudah ada. Mereka ini tinggal menunggu bunyi klenteng-klenteng lalu sarapan, klenteng-klenteng lalu  makan siang dan klenteng-klenteng lalu makan malam," kata Andi Mallarangeng di Gedung Agung, Jl Malioboro, Yogyakarta, Minggu (7/11/2010). [caption id="attachment_74395" align="alignright" width="214" caption="dok. news.okezone.com"][/caption] Anda setuju dengan kekesalan saya? Siapapun. Rasanya pasti akan menyesalkan pernyataan bang kumis yang memberikan statement seperti itu. Sekali lagi, saya tak habis pikir kenapa tuan malarangeng bisa berkata demikian. Entah apa yang ada di benaknya. Tololkah otaknya? Sepertinya tidak. Tak berperasaankah? Mungkin iya. Walaupun saya belum pernah mengungsi, namun saya dapat merasakan betapa beratnya hidup di tempat yang bukan rumah sendiri. Apalagi dalam keadaan terpaksa dan darurat sama sekali. Sungguh tidak menyenangkan. Jika otak kita normal, dan memiliki simpati atau empati,  pasti akan turut merasakan kepedihan manakala melihat saudaranya tertimpa musibah dan kesusahan. Jadi saya bisa membayangkan betapa tidak menyenangkannya hidup di tempat pengungsian. Jauh dari kata nyaman. Tidak ada privasi untuk sebuah keluarga. Hanya mengandalkan bala bantuan orang.  Kondisi yang sangat seadanya. Bahkan keadaan batin sedang tertekan karena kehilangan harta benda, ternak, mungkin juga keluarga. Sungguh, sekali lagi, saya tidak mengerti apa yang ada di benak bang kumis yang merupakan politisi besutan partai demokrat itu? Mungkin anda belum lupa, seorang pejabat publik lainnya yang pernah melontarkan pernyataan yang menyinggung hati rakyat tentang musibah mentawai. Siapa lagi kalau bukan ketua DPR MARZUKI ALIE. Lagi-lagi tuan alay ini adalah politisi bentukan partai demokrat. Seperti itukah politisi-politisi bentukan partai berwarna biru itu? tak berperasaan dan tak tahu adat? Sangat disayangkan. Kedudukan mereka adalah sebagai pejabat publik. Apapun perkataan mereka lambat laun akan diketahui publik. Apalagi jika mereka berkata di depan para wartawan. Sudah pasti jadi berita. Apa mereka tidak menyadari itu? Mungkinkah ini adalah ciri-ciri bahwa kita berada di akhir jaman? Dimana para pemimpinnya berlaku lalim terhadap rakyatnya? Semoga saja bukan. Untuk para korban ganasnya merapi, semoga anda semua tidak terpengaruh dengan adanya pernyataan andi mallarangeng. Doakan saja si kumis tebal itu supaya memiliki empati terhadap sesama. Semoga mulut manisnya tidak mengundang malapetaka untuk dirinya sendiri, yang jauh lebih mengerikan ketimbang apa yang sedang kita alami ini. (HS) Kareo-08112010 nb: Kalau boleh, saya ingin berkomentar: lebih baik gak usah nyumbang pak, daripada nyakitin hati saudara-saudara yang jadi korban bencana. Sumbangan bapak belum seberapa kok. Tak nyumbang pun tak apa-apa. Kami rakyat, tak perlu pemimpin tak tahu adat macam anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun