hati-hati kalau judul tidak nyambung ^_^
Menulis adalah hobi lama saya yang mulai menemukan wadahnya setelah saya mengenal era blogging. Dulu, saya menulis secara sembunyi-sembunyi. Hanya di kertas kemudian saya simpan rapi di balik tumpukan baju di dalam lemari. Itu dulu, waktu jaman SMA, waktu masih belum tahu komputer, waktu belum kenalan dengan benda bernama laptop.
Sekarang, saya sudah menemukan wadahnya setelah saya tersambung dengan dunia internet. Apalagi setelah saya masuk menjadi anggota kompasiana, makinlah saya merasa betah dengan hal baca tulis. Apalagi setelah beberapa kawan meyakinkan bahwa saya berbakat dan tulisan saya enak dibaca. (ehm.. ini murni narsis hehehe). Awalnya saya berprinsip ya udah, apa saja saya tulis deh. Termasuk hal-hal tak penting. Tapi seiring waktu, saya mulai menemukan bentuk untuk apa saya menulis.
Buat apa saya menulis? Selain menuangkan ide yang selalu berloncatan di kepala, saya juga punya niat untuk berbagi dengan orang lain, terutama para pembaca disini. Entah berbagi ide, berbagi informasi, inspirasi, bahkan berbagi cerita ringan. Semuanya saya niatkan murni untuk berbagi, karena saya tahu hidup ini bukanlah hanya tentang diri saya semata. Ada hal-hal yang harus kita bagikan dengan orang lain, termasuk informasi dan pengetahuan. Kenapa niat saya berbagi? Karena saya sadar, bahwa menulis itu bisa saja bernilai pahala kebaikan jika apa yang saya tulis ini berisi sesuatu untuk orang lain. Dan pada kenyataannya, dari menulis dan membaca ini saya ternyata menemukan banyak sekali hikmah. Salah satunya adalah persahabatan. Dan kompasiana ini adalah tempat saya memulai menemukan sahabat-sahabat baik saya.
Nah itu adalah niat dan tujuan saya menulis. Saya yakin niat dan tujuan para kompasianer disini beragam. Mungkin ada yang tidak hanya berbagi, tapi juga mengejar popularitas. Makanya, setiap hari terus menerus membombardir kompasiana dengan tulisan yang tidak penting dan tidak berisi. Yang penting popularitas dalam genggaman. Hehe, wajar saja sih kalau seperti itu. toh menulis adalah salah satu sarana untuk mengeksiskan diri. Bener nggak? Maka dari itu pihak admin berbaik hati menyediakan kolom Ter-teran. Mulai dari terpopuler, tertinggi, hingga terbanyak.
Tentang kolom ter-teran tersebut, sebenarnya sudah banyak yang membahas dari dulu kala kompasiana berumur setahun sehari, beberapa orang kompasianer pernah membahasnya supaya admin menghilangkan kolom terpopuler karena itu akan mendatangkan masalah. Dan ternyata itu benar, saat ini saya mulai melihat masalah di kolom terpopuler itu. Saya melihat ada beberapa kawan saya di sini yang mulai kehilangan (atau menghilangkan?) etika dalam tulisannya. Bukan lagi menulis yang penting, tapi yang penting nulis dan yang penting banyak yang baca, meskipun isinya hanya seputar gossip yang sedang merajalela.
Sungguh, saya miris melihatnya. Kompasiana yang mulai menjadi blog prestisius, harus diisi dengan tulisan-tulisan berbobot sedang-sedang saja hingga biasa. Picisan dan juga gossip murahan. Sungguh, sayang banget. Padahal sebagai blog prestisius, banyak sekali penulis-penulis handal dan berbakat yang bisa menjadi andalan di halaman muka kompasiana.
Jujur saya sekarang mulai jengah dengan tulisan-tulisan yang masuk halaman ter-ter itu. Tidak semuanya sih, Cuma kolom terpopuler saja, dan itu pun hanya beberapa saja. Kenapa jengah Dhi, apa karena Adi gak pernah masuk terpopuler lantas menjadi iri? Kalau anda memiliki lintasan pertanyaan itu di benak anda, saya jawab ANDA SALAH BESAR. Saya pernah masuk terpopuler pas pake nama HS, dan jujur saya juga senang kok. Tapi bukan itu yang membuat saya jengah. Akhir-akhir ini kualitas tulisan terpopuler itu sungguh merosot kualitasnya. Tak seprestisius nama besar yang diusung kompasiana.
Tapi tak apalah, apapun bentuk tulisannya saya harus tetap menghargai kreatifitas teman-teman yang memang berlangganan masuk terpopuler itu. Toh mungkin memang itu yang dicari mungkin, hehehe.
Nah kembali lagi ke tujuan menulis, seperti yang saya tulis di atas, saya memang ingin berbagi dengan yang lain. Adapun saya mendapat hadiah, saya anggap itu adalah bonus hasil kerja keras saya menuangkan ide. Bagaimana dengan niat anda?
Salam sentilan sentilun (HS).
Nb: maaf, tulisan ini bukan bentuk konfrontasi, tapi sebentuk kasih sayang untuk mengingatkan kawan-kawan bahwa menulis juga akan bernilai pahala jika ada isinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H