Beberapa hari yang lalu, saya mempublikasikan sebuah foto di jejaring sosial facebook. Foto tersebut memuat gambar Maranggi. [caption id="attachment_291351" align="aligncenter" width="300" caption="Maranggi, Ketan Bakar, dan Sambel Oncom-HS.2010"][/caption]
Foto tersebut mengundang beberapa komentar, salah satunya komentar yang berbentuk pertanyaan dari seorang kawan saya. Maranggi, apa sih?
Bukan nama seorang datuk melainkan salah satu makanan khas sunda yang terdiri dari daging dan lemak (gajih) dipotong kecil-kecil serupa dadu dan ditusuk menggunakan tusuk bambu, diberi bumbu kecap dan bumb-bumbu dapur lainnya serta dibakar diatas arang.
Makanan ini mirip seperti sate namun tidak menggunakan bumbu kacang seperti sate pada umumnya. Biasanya disajikan dengan ketan bakar dan sambal oncom. Tak lupa, segelas teh tawar panas menjadi pelengkap.
Sebagai makanan khas sunda, maranggi bisa ditemukan dimanapun terutama di tatar priangan. Tidak terkecuali di Kota tempat tinggal saya di Cianjur, maranggi dengan mudah dapat ditemukan di beberapa tempat di kota yang dulunya berhawa sejuk ini.
[caption id="attachment_291354" align="aligncenter" width="300" caption="Lokasinya - HS.2010"][/caption]
Hari kamis lalu, saya berkesempatan untuk ke sekian kalinya mencicipi kembali salah satu kuliner khas sunda ini. Berlokasi di daerah yang terbilang sejuk di kawasan Pacet-Cipanas. Maranggi pegadaian Pacet namanya.
Maranggi ini menjadi salah satu tempat favorit para pelancong ibukota yang sedang bertandang merasakan nikmatnya udara alami pegunungan. Tempatnya mudah dijangkau karena persis berada di depan jalan raya Pacet Cipanas. Jika dari Jakarta menuju arah Cianjur, ada di sebelah kanan jalan.
Tidak sulit kok mencari tempat sate maranggi ini, mereka selalu buka 24 jam. Lokasinya persis di depan pertigaan jalan beunying-cipanas. Selalu tampak kepulan asap di sana. Konon katanya, Maranggi ini menjadi salah satu tempat favorit kuliner di Cipanas.
Jika anda, kapan-kapan, berkesempatan mengunjungi kawasan Cipanas-Puncak, dan sekitarnya, silahkan mampir ke tempat ini. Dan rasakan bagaimana sensasi rasanya di lidah anda.
Jangan lupa ajak saya. (HS)
Kakimanangel,16102010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H