Mohon tunggu...
Diah Wati
Diah Wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Jember

Mahasiswa Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (Semester 7).Tertarik pada fenomena sosial, ekonomi, dan politik. Aktif dalam aksi pemberdayaan sosial, berkomitmen untuk memberikan dampak positif dan berkontribusi pada pengembangan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekonomi Hijau di Persimpangan Kebijakan, Peran Strategis Bank Indonesia

20 November 2024   21:27 Diperbarui: 20 November 2024   22:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sektor perbankan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa total kredit hijau yang disalurkan pada semester pertama 2024 mencapai Rp800 triliun, meningkat 15% year-on-year. Peningkatan ini tidak terlepas dari kebijakan KLM yang memberikan insentif konkret kepada bank yang mendukung sektor-sektor berkelanjutan.

Manfaat KLM bagi Pembangunan Hijau

Implementasi KLM memiliki beberapa manfaat utama dalam mendukung pembangunan hijau:

  1. Mendorong Pertumbuhan Kredit Hijau: Insentif KLM memberikan insentif langsung kepada bank untuk menyalurkan kredit ke sektor hijau. Hal ini mendukung pertumbuhan ekonomi yang rendah karbon dan efisien sumber daya.
  2. Stabilitas Sistem Keuangan: Dengan pendekatan makroprudensial berbasis likuiditas, KLM memastikan bahwa ekspansi kredit tidak mengganggu stabilitas keuangan.
  3. Integrasi Kebijakan: KLM mengintegrasikan kebijakan moneter dan makroprudensial, menciptakan sinergi antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan.
  4. Peningkatan Inklusi Keuangan: Selain sektor hijau, KLM juga mendukung inklusi keuangan melalui pembiayaan UMKM, KUR, dan ultra mikro, yang sering kali menjadi motor penggerak ekonomi hijau di tingkat lokal.

Apa yang harus diperhatikan mengenai Tantangan dan Prospek ke Depan?

Meskipun KLM telah memberikan dampak positif, tantangan tetap ada, seperti kesenjangan pemahaman antarbank tentang pembiayaan hijau dan keterbatasan akses ke proyek-proyek hijau yang layak. Bank Indonesia dapat memperkuat kebijakan ini dengan memberikan pelatihan teknis kepada bank untuk menilai risiko dan peluang sektor hijau. Selain itu, kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan pipeline proyek hijau yang dapat dibiayai.

Ke depan, KLM memiliki potensi besar untuk menjadi instrumen kebijakan yang semakin relevan, terutama dalam mendukung target Indonesia mencapai net zero emission pada 2060. Dengan terus memperkuat kebijakan ini, Bank Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas sistem keuangan, tetapi juga berkontribusi pada transformasi ekonomi hijau yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan makroprudensial dapat bersinergi untuk mendukung pembangunan hijau di Indonesia. Dengan memberikan insentif kepada bank untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas, termasuk pembiayaan hijau, KLM menjadi instrumen penting dalam menjaga stabilitas keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Melalui reformulasi kebijakan yang berkelanjutan, Bank Indonesia berperan sebagai jembatan strategis menuju masa depan ekonomi hijau yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Bank Indonesia. (2023). Peraturan Bank Indonesia No. 11 Tahun 2023 tentang Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial.

Bank Indonesia. (2024). Keputusan Rapat Dewan Gubernur April 2024.

Badan Kebijakan Fiskal. (2023). Laporan Tahunan Ekonomi Hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun