Oleh Diah Trisnamayanti bersama OSIS Jurnalistik CrewÂ
Dio Raditta Bagaskara XI RPL B, Taufik Fatur Rahman XI RPL A dan Galuh Kurniawan M X TKJ B
Guru pakemnya adalah orang yang digugu dan ditiru. Berat memang tanggungjawab menjadi seorang guru. Jika sudah panggilan jiwa, tak terbantahkan bagaimana gejolak hati mencerna berbagai keinginan putra-putri yang pinter ini untuk mewujudkan gagasan sederhana tetapi hasil profesional.
Layaknya seorang Koki yang akan memasak makanan terlezat, guru harus observasi singkat untuk mewujudkan bentuk gagasan secara konkrit. Gagasan harus menjadi makanan lezat yang akan dihidangkan dengan berbagai topping keren dan menggiurkan. Tetapi ini bukan hanya sekedar makanan; ide dalam benak siswa dapat terwujud kreasinya dalam sebuah tim solid tentu diperlukan ramuan psikologis, nalar dan kepekaan kondisi di kurikulum merdeka, ada satu pembelajaran P5 yang bentuknya pun masih asing apalagi materi-materinya. Apakah P5 sebagai kendaraan untuk mewujudkan makanan lezat?
Guru yang ditetapkan mengampu P5 (Projek penguatan profil pelajar pancasila), pembelajaran materi P5 belum tergambarkan wujud nyatanya. Proses pelaksanaan pembentukan karakter seperti ini pasti berbeda-beda di setiap unit satuan
Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh kepala sekolah menjadi mata rantai bergeraknya P5 ini memang perlu intensif dipahami praktik baiknya dalam kehidupan nyata. Meskipun wujudnya belum seratus persen dapat diterima oleh semua pendidik. Â Setidaknya materi-materi dalam proyek siswa ini diwadahi oleh kesiswaan; bisa lebih baik bila bekerjasama juga dengan pembina OSIS & Ekstrakurikuler sebagai pengayom unsur organisasi pelajar di dalamnya, meski dua bagian dari kesiswaan terakhir tidak semua unit satuan pendidikan memilki. Â Bagaimanakah bentuk rantai pembelajaran ini?
Apabila digambarkan dengan kata-kata tentu sulit untuk diduplikasi karena meyakinkan anak-anak untuk mewujudkan kreatifitas, seni, pendidikan dalam karya nyata cukup beragam metode dan langkah perspektifnya. Apakah bisa? Sangat bisa. Bagaimana cara
Untuk mengetahui caranya, penulis menempuh sekian ribu kilometer bersantai, bercanda, berantem, berdiskusi, menasehati, menguatkan, merasakan, menampung keluh kesah anak-anak di organisasi intra sekolah (OSIS) dimana penulis mengajar. Interaksi ini perlu pengamatan yang tidak hanya sekedar ilmu di atas kertas.
Telah berlangsung kegiatan OSIS SMK MedikaCom yang diponggawai oleh Ketua OSIS Zefanya Kristiani beserta wakil Randi Zuliyan R berjudul "Develop Student's, Creativity, Sportivity, and Solidarity". adalah Salah satu contoh kegiatan yang diprakarsai anak-anak OSIS sebagai wujud pelaksanaan kurikulum dimana setelah ujian akhir semester anak-anak harus bergembira memajukan kreatifitasnya dan percaya diri mengaktualkan kemampuan mengolah rasa, menahan emosi, menguatkan keyakinan, mencari strategi, menerima informasi, berbagi taktik, untuk mencapai target tertentu dalam sebuah proyek bersama. Pembelajaran itulah yang digali di dalam P5 di SMK MedikaCom Bandung,