Mohon tunggu...
Diah Sintya girsang
Diah Sintya girsang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa UAJY

Diah sintia 200907446 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ideologi Masyarakat Menciptakan Kreasi dalam Sampah Plastik

16 Maret 2022   13:14 Diperbarui: 16 Maret 2022   13:21 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara mengenai anyaman yang tersebar di Indonesia sudah tidak asing terdengar di telinga, dahulu anyaman merupakan pekerjaan para kaum wanita sebagai pengisi waktu senggang bahkan jika dimanfaatkan kegiatan anyaman dapat menghasilkan upah sebagai sumber mata pencaharian. Anyaman pertama kali dikenal untuk membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Menurut J,J. Hoenigman (Wikipedia,2008) anyaman adalah gambaran kebudayaan yang termasuk ke dalam artefak yang mengandung kebudayaan fisik dari hasil aktivitas,karya dan perbuatan setiap manusia dalam masyarakat berupa benda / hal yang mampu dilihat,diraba lalu didokumentasikan. Salah satu upaya agar tetap eksis dalam dunia bisnis adalah dengan berkreasi dan mengasah skill dalam diri manusia, terutama di tengah Pandemi COVID-19 ini. Perlu memanfaatkan waktu dengan hal-hal positif  serta menambah wawasan pengetahuan terutama di kalangan anak muda, tidak luput langkah ini dilakoni oleh para perajin tas anyaman dari plastik yang menghadirkan beberapa fungsi dari sebelumnya hanya digunakan untuk membawa barang belanjaan saja.Tetapi seiring berkembangnya waktu para perajin merancang tas plastik agar lebih kekinian dan unik mengikuti perkembangan trend fashion.

Kecanggihan tekonologi di masa Pandemi ini memberi kemudahan terutama dalam dunia bisnis, kenapa begitu? Karena berkat media yang dihadirkan usaha anyaman ini mengalami lonjakan permintaan konsumen juga berkat strategi pemasaran melalui media digital yang menjadi budaya di Indonesia berkat konsumen banyak meminati karya seorang perajin bahkan di media sosial tidak sedikit membahas perihal karya perajin anyaman tas-tas modis dan unik selain melalui media massa seperti televisi yang dimuat di beberapa berita.

 Perlu kita ketahui sampah plastik merupakan masalah yang dihadapi oleh dunia, kita sering melihat sampah plastik bertaburan tidak hanya di daratan namun di perairan. Plastik terbuat dari penyulingan gas,minyak dan batu bara mentah yang tidak mampu diperbaharui. Butuh 100-500 tahun karena plastik sulit untuk diurai. Namun,tidak semua sampah plastik harus dijadikan limbah, contoh seperti bekas kemasan kopi yang dapat dijadikan kerajinan tas melalui kreasi sampah plastik yang di daur ulang. Selain kita menyelamatkan lingkungan, kesehatan bahkan menggali kreativitas untuk anda yang ingin mencoba. Anyaman tas plastik semakin populer digemari masyarakat bahkan hingga pelosok dunia di masa Pandemi ini karena harga terjangkau dan keunikan yang dimiliki tas tersebut dibandingkan dengan tas yang bermerek dengan harga yang mahal.

Dikemukakan oleh tvonenews.com,perajin anyaman tas plastik di Bojonegoro banjir pesanan dalam kondisi Pandemi justru menciptakan usahanya semakin maju pesat dari mulai  awal sekitar Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta dalam sebulan. Fenomena perajin anyaman tas dari plastik ini sangat erat berkaitan dengan budaya manusia yang diterapkan menjadi suatu kebiasaan mengelola realita bahwa lebih baik membeli tas anyaman plastik dengan harga terjangkau namun kualitas no 1 dibandingkan membeli tas bermerek dengan harga yang mahal. Terdapat ideologi yang mengelola makna mengartikan bahwa dengan adanya perajin akan melindungi pencemaran lingkungan dengan daur ulang limbah plastik sehingga memiliki arti seni. Dikatakan dalam teori perubahan sosial menurut Karl Max bahwa manusia tidak hanya sekedar petualangan pikiran melainkan merupakan petunjuk untuk bertindak dan saling berkaitan dengan ideologi dan penguasaan kelas, terdapat unsur kekuasaan dalam lingkup manusia. Dengan gagasan manusia yang  bersumber dari kebiasaan yang telah diterapkan sehingga memiliki kekuasaan untuk diterima di lingkup masyarakat dan usaha anyaman tas plastik itu akan terus berkelanjutan melalui perantara tenaga kerja lain baik itu seller dan reseller .

referensi : 

Basuki, A. (2008). Perbandingan Antara Pemikiran Karl Marx Dengan Pemikiran J. Krishnamurti Tentang Perubahan Sosial. Humaniora, 20(3), 306-314.

https://amp.kontan.co.id/news/tas-anyaman-plastik-yang-naik-daun-di-kala-pandemi

https://www.tvonenews.com/gaya-hidup/14007-pandemi-covid-19-perajin-tas-anyaman-plastik-di-bojonegoro-banjir-pesanan?page=all

Prabawati, M. N. (2016). Etnomatematika masyarakat pengrajin anyaman rajapolah kabupaten tasikmalaya. Infinity Journal, 5(1), 25-31.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun