Mohon tunggu...
Diah Setyo Rini
Diah Setyo Rini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

always learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Literasi yang Efektif Dimulai dari Sekolah

2 November 2022   17:00 Diperbarui: 2 November 2022   17:13 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Dengan mengembangkan literasi membaca, akan membuat pelajar untuk mendapatkan hasil maksimal dari pendidikan mereka. Oleh karena itu, budaya literasi di Indonesia belum dianggap sebagai suatu kebiasaan yang penting. Minat membaca di Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan, padahal dari keterbiasaan dalam membaca dapat mempengaruhi kemampuan lainnya seperti menulis dan berbicara. Dari menulis dan berbicara dapat menumbuhkan rasa empati dan rasa ingin tahunya dengan menyampaikan sebuah pendapat dari permasalahan – permasalahan yang terjadi.

Pendidikan berperan sebagai landasan awal untukmeningkatkan pemahaman dalam membaca maupun menulis. Di era modern seperti ini, anak muda maupun orang tua sudah kurang membudayakan literasi ditambah lagi dengan teknologi semakin berkembang ada sisi positif dan negatifnya. Di satu isi seperti penjelasan di atas tadi,sebenarnya pembangunan teknologi dapat membantu meningkatkan budaya literasi di Indonesia dengan mudahnya akses berita melalui internet. Namun, negatifnya beberapa pelajar lebih tertarik pada game dan media sosial yang kemungkinan dapat menjauhkan dari kegiatan literasi.

Hal ini harus diperkuat kembali bahwa pentingnya membaca dari dini.  Sebelumnya, Pemerintah juga telah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Dalam pelaksanaannya, Gerakan Literasi Sekolah mendasar ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Ada 3 strategi penting dalam membangun budaya literasi di sekolah, yaitu mengkoondisikan lingkungan fisik ramah literasi, mengupayakan lingkungan sosial dan afektif, dan mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademis yang literat.

Namun, strategi tersebut harus diwujudkan dalam program literasi yang diterapkan di sekolah. Misalnya, memberikan reward dalam suatu kegiatan yang berkaitan literasi, yaitu meresume sebuah karya tulis yang sama dengan apresiasi hadiah yang menarik dan bermanfaat bagi pelajar. Program lainnya juga dapat dikembangkan seperti program buku catatan literasi bagi setiap siswa. Setiap siswa akan memiliki buku catatan literasi yang dilaporkan setiap selesai sementernya. Buku catatan literasi berisi waktu membaca, judul buku/karya tulis dan resume singkat. Tentunya, program buku catatan literasi ini diberi apresiasi setiap kenaikan kelas bagi yang membaca buku terbanyak berupa piagam.

Tidak hanya itu, sekolah juga menyediakan sarana dan prasarana maupun fasilitas seperti sudut baca/pojok baca ruangan dan perpustakaan. Pada sudut baca/pojok baca dapat diperbanyak di setiap sudut ruangan. Tidak hanya di kelas tetapi dapat ditempatkan pada tempat yang paling banyak dikunjungi, contohnya di kantin sekolah. Tentunya, sudut baca atau pojok baca harus dirawat atau dibersihkan secara rutin dan karya tulis yang disediakan harus up to date dan sesuai konteks bagi pelajar. Hal ini dapat mendukung dan mengembangkan minat baca sehingga budaya literasi menjadi efektif.

Yuk wujudkan budaya literasi yang efektif untuk Indonesia yang lebih maju dengan generasi yang cerdas, berkarakter, dan minat baca yang tinggi!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun