Pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk pemimpin masa depan dan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak. Literasi ekologis, yaitu pemahaman mendalam tentang hubungan antara manusia dan lingkungan alam, menjadi semakin krusial dalam konteks ini. Namun, meskipun kesadaran akan isu-isu lingkungan terus tumbuh, perguruan tinggi di seluruh dunia masih dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengintegrasikan literasi ekologis secara efektif ke dalam kurikulum. Dari pengadaan sumber daya yang memadai hingga pengembangan metode pembelajaran yang efektif, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya literasi ekologis di perguruan tinggi dan mencari solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam membangun model pembelajaran yang efektif.
  Ekologi yang pertama kali berasal dari seorang biologi Jerman Ernest Haeckel, 1869. Berasal dari bahasa Yunani "Oikos" (rumah tangga) dan "logos" (ilmu), secara harfiah ekologi berarti ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup, yang merupakan makhluk hidup adalah lingkungan hidupnya. Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya, Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain.  Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  Pentingnya literasi ekologis di perguruan tinggi tidak dapat diremehkan dalam era yang dipenuhi oleh tantangan lingkungan yang semakin mendesak. Perubahan iklim, kepunahan spesies, kerusakan lingkungan, dan berbagai isu lingkungan lainnya menandai abad ke-21, dan mahasiswa perguruan tinggi akan menjadi agen perubahan kunci dalam menangani masalah-masalah ini. Literasi ekologis, yang mencakup pemahaman mendalam tentang kompleksitas hubungan antara manusia dan lingkungan alam, memainkan peran penting dalam mempersiapkan mahasiswa untuk dunia yang dihadapi oleh tantangan lingkungan ini. Ini bukan hanya tentang memahami isu-isu lingkungan, tetapi juga tentang membekali mahasiswa dengan keterampilan dan pemikiran kritis yang diperlukan untuk menghadapinya. Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mahasiswanya tidak hanya memahami isu-isu lingkungan, tetapi juga siap untuk bertindak. Oleh karena itu, membangun model pembelajaran literasi ekologis yang efektif menjadi suatu keharusan. Model ini tidak hanya akan memungkinkan mahasiswa memahami isu-isu lingkungan, tetapi juga mendorong mereka untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan bumi ini.
Metode Pembelajaran yang Efektif
   Untuk membuat pembelajaran literasi ekologis efektif bagi mahasiswa, kita perlu memikirkan cara yang tepat. Inilah beberapa strategi dan pendekatan yang dapat membantu:
1. Integrasi Interdisipliner: Jadi, model pembelajaran harus memadukan berbagai bidang ilmu, seperti ilmu alam, ilmu sosial, dan humaniora, untuk memberikan pemahaman yang lebih lengkap.
2. Pembelajaran Aktif: Mahasiswa belajar dengan berbuat. Ini termasuk eksperimen lapangan, proyek penelitian, dan kegiatan praktik di luar kelas. Aktivitas seperti ini membantu memahami isu-isu lingkungan dengan lebih baik.
3. Teknologi Modern: Manfaatkan teknologi untuk memperluas wawasan. Menggunakan digital, sumber daya daring, dan perangkat lunak yang mendukung pembelajaran. Teknologi juga memungkinkan kolaborasi dalam jaringan.
.4. Kesadaran dan Tindakan: Literasi ekologis bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang tindakan. Model pembelajaran harus mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan lingkungan. Mereka harus dilatih untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga bumi kita.
   Ada beberapa perguruan tinggi yang telah sukses dalam mengajarkan literasi ekologis kepada mahasiswanya. Misalnya, di Universitas Hijau, mereka menerapkan cara belajar yang melibatkan berbagai mata pelajaran. Mahasiswa dari berbagai jurusan bekerja sama dalam penelitian lingkungan, sehingga mereka bisa memahami hubungan yang rumit antara manusia dan alam.Selain itu, ada pusat penelitian lingkungan di suatu universitas yang telah mencapai keberhasilan dengan mendekati berbasis komunitas. Mahasiswa di sini terlibat dalam proyek-proyek yang membantu komunitas lokal dalam menjaga lingkungan mereka. Dengan cara ini, mereka tidak hanya memahami isu-isu lingkungan, tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat. Di Universitas Teknologi, teknologi berperan besar dalam pembelajaran literasi ekologis. Mahasiswa menggunakan perangkat lunak yang membantu mereka memahami bagaimana tindakan manusia memengaruhi lingkungan. Dengan teknologi ini, mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana menjaga bumi kita.Ini adalah beberapa contoh kasus yang berhasil mengajarkan literasi ekologis di perguruan tinggi.