Mohon tunggu...
Diah Selma
Diah Selma Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Life health

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

MEMBANGUN MODEL PEMBELAJARAN LITERASI EKOLOGIS YANG EFEKTIF UNTUK MAHASISWA PERGURUAN TINGGI

12 November 2023   23:00 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:48 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hambatan dan Tantangan dalam Membangun Model Literasi Ekologis      

     Membangun model pembelajaran literasi ekologis di perguruan tinggi adalah langkah yang penting, tetapi kita juga harus menghadapi beberapa hambatan yang mungkin muncul. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya. Beberapa perguruan tinggi mungkin memiliki dana yang terbatas dan fasilitas yang kurang memadai. Untuk mengatasi hambatan ini, penting untuk mencari dukungan eksternal, seperti melibatkan mengajukan proposal dana penelitian.Tantangan lainnya adalah waktu yang terbatas dalam kurikulum yang sudah padat. Pengenalan literasi ekologis dapat menjadi beban tambahan bagi mahasiswa dan fakultas. Untuk mengatasi ini, perlu kolaborasi yang erat antara fakultas berbeda dan koordinasi yang baik dalam perancangan kurikulum. Dengan demikian, literasi ekologis dapat diintegrasikan tanpa mengorbankan materi yang penting. Tantangan terakhir yang perlu diatasi adalah kesadaran mahasiswa. Beberapa mahasiswa mungkin tidak sepenuhnya memahami mengapa literasi ekologis penting. Solusinya adalah dengan menyediakan pendidikan dan informasi yang mudah dimengerti tentang isu-isu lingkungan, dan mengadakan kampanye kesadaran lingkungan di kampus.

Manfaat dan Dampak Literasi EkologisK

    Kahn (dalam Okur & Berberoglu, 2015) mengungkapkan bahwa pendidikan ekologis dapat menumbuhkan kesadaran yang berarti bagi literasi ekologis. Berdasarkan hal tersebut, pendidikan ekologis bertujuan mengasah sensibilitas ekologis dan menumbuhkan kesadaran akan keberadaan lingkungan hidup sebagai bagian dari ekosistem yang berpengaruh pada kehidupan manusia. Melalui pendidikan ekologis, semua orang digiring kepada pembiasaan mentalitas hidup ekologis yang senantiasa sadar bahwa keberadaan dirinya hanya bisa berarti kalau ia ada bersama dengan ciptaan lain. Hal ini berimplikasi pada pemahaman tentang betapa bernilai dan berharganya alam bagi kehidupan manusia sehingga betapa pentingnya menjaga dan melestarikan kehidupan yang selaras dan seimbang.

    Kesadaran ekologis harus menjadi bagian terpenting dari tujuan pendidikan. Pendidikan harus mampu membangun insan-insan pen- didikan yang memiliki karakter dan kesadaran tentang alam/lingkungan dan bukan diorientasikan pada upaya untuk melahirkan insan-insan pendidikan yang berjiwa pragmatis materialis dan berdampak pada terbangunnya paradigma keliru yang hanya melihat alam sebagai obyek yang terpisah dari manusia sehingga mudah didominasi dan dieksploitasi.

    Kesadaran ekologis tidaklah dibangun melalui sebuah proses pendi- dikan yang hanya bersifat transfer of knowledge, melainkan sebuah proses pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif dalam pembelajaran. Pendidikan yang membangun kesadaran dan kecerdasan ekologis dengan berorientasi pada transfer of knowledge hanya akan membuat peserta didik sebatas memiliki pengetahuan tentang lingkungan, tetapi kurang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan (Muhaimin, 2015).

    Literasi ekologis yang efektif membawa manfaat besar, tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi lingkungan. Mahasiswa yang terlibat dalam model pembelajaran ini mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu lingkungan. Mereka belajar tentang pentingnya menjaga alam, mengelola sumber daya dengan bijak, dan berkontribusi pada keberlanjutan bumi ini.Dampaknya pun sangat positif. Mahasiswa yang terlatih dalam literasi ekologis menjadi lebih sadar akan tindakan mereka terhadap lingkungan. Mereka mungkin menjadi pemimpin dalam inisiatif lingkungan, membantu komunitas mereka dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dengan cara ini, literasi ekologis tidak hanya membantu mahasiswa, tetapi juga memiliki dampak positif pada masyarakat dan bumi kita.

     Jadi, literasi ekologis di perguruan tinggi adalah kunci untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi isu-isu lingkungan saat ini. Dalam perjalanan kita menjelajahi pentingnya literasi ekologis, model pembelajaran efektif, studi kasus, dan tantangan, kita memahami bahwa langkah-langkah berikut ini sangat penting bagi lembaga pendidikan yang ingin mengadopsi model serupa: Pertama, penting untuk mendukung literasi ekologis dengan sumber daya yang memadai dan kolaborasi antar-disiplin. Dukungan finansial dan kerjasama antara fakultas dapat memperkuat pendekatan ini. Kedua, model pembelajaran harus memungkinkan mahasiswa untuk belajar dengan berbuat, melibatkan mereka dalam proyek lingkungan dan eksperimen lapangan. Ketiga, manfaatkan teknologi modern untuk memperluas pemahaman mahasiswa tentang isu-isu lingkungan. Ini dapat mencakup penggunaan digital, sumber daya daring, dan perangkat lunak yang relevan.Terakhir, penting untuk menyadarkan mahasiswa akan pentingnya literasi ekologis dan mengajak mereka untuk berperan sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Dengan pendekatan yang terintegrasi, kolaborasi, dan dukungan, lembaga pendidikan dapat memainkan peran penting dalam mendidik generasi yang peduli lingkungan. Artikel ini diharapkan dapat memberikan panduan berguna bagi lembaga yang ingin membangun model pembelajaran literasi ekologis yang efektif.

Daftar Pustaka:

Roosje Femmy Kawuwung, Pasti Meike, Bertemu Yohanes Mokalu. 2023. Pembelajaran Ekologi Vegetasi. Mafy Media Literasi Indonesia. (Halaman 1).

Tri Yusuf Herlambang. 2021. Pedagogik: Telaah Kritis Ilmu Pendidikan dalam Multiperspektif. Bumi Aksara. (Halaman 114

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun