Kasus virus corona (Covid-19) di Indonesia kembali bertambah, hingga Kamis (14/5/2020) jumlah pasien positif virus corona mencapai 16.006 Â orang. Itu berarti terdapat penambahan sebanyak 568 pasien yang semula berjumlah 15.438 Â orang.
Dengan bertambahnya pasien Covid-19, sudah dapat dipastikan tugas para tenaga medis dan relawan semakin berat, karena mereka yang menjadi garda terdepan untuk melawan virus corona.
Tak hanya mengenai penanganan pasien, kekhawatiran akan resiko penularan pun tentu mereka rasakan, bukan berarti ketika mereka berada di garda terdepan tidak ada rasa takut akan hal itu. Pasti sebagai manusia mereka mempunyai rasa takut namun tanggung jawab yang diemban sebagai tenaga medis lebih besar dibandingkan rasa takut itu.
Mereka pun harus rela pergi meninggalkan keluarga tercinta di rumah untuk sementara waktu, tentu saja itu bukan keinginan mereka. Atas dasar rasa tanggung jawab lah mereka melakukan hal itu.
Sebagai keluarga dari tenaga medis yang menjadi garda terdepan untuk melawan virus corona, tentu saya merasa bangga terhadap ibu saya yang menjadi perawat. Namun tidak dapat dipungkiri rasa khawatir dan rindu yang dirasakan semakin hari semakin menjadi.
Ibu saya merupakan salah satu perawat rumah sakit swasta di daerah Jakarta yang harus bekerja merawat pasien covid-19. Sudah hampir dua bulan ibu saya bertugas, seperti yang sudah saya katakan perasaan cemas dan khawatir selalu datang, saya sangat takut ibu saya tertular karena beliau melakukan kontak langsung dengan pasien covid-19.
Karena kesibukan menangani pasien covid-19, ibu saya sering sekali menginap di rumah sakit. Kalian sebagai anak pasti akan merasakan kesedihan yang luar biasa, bisa dibayangkan bagaimana rasanya tidur di rumah sakit bukan? belum lagi intensitas pertemuan dengan ibu saya semakin sedikit, itu membuat hati saya sangat sedih.
Setiap ibu saya akan terjun langsung merawat pasien covid-19, beliau selalu mengajak saya untuk melakukan video call melalui Whatsapp.
"Ibu lagi mau siap-siap kerja nak, ini lagi mau pakai APD . Tolong doain ibu ya nak semoga ibu selalu sehat dan dilidungi oleh Allah biar bisa pulang dengan sehat dan selamat," ungkapnya.
Sesak hati saya mendengar hal itu dan tak bisa lagi menahan air mata, pernah saya berbincang mengenai bagaimana pekerjaan beliau di tengah pandemi ini.
"Bagaimana bu kerjanya?pasiennya banyak ya?"
"Baik-baik aja nak, cuma harus pake APD yang berlapis-lapis bikin gerah dan susah nafas karna semuanya tertutup, apalagi kalau sudah pake APD jangankan makan dan minum buat buang air kecil aja gak bisa, karena kalau APD sudah dilepas tidak boleh digunakan lagi. Apalagi APD lumayan langka dan sulit didapat, pasien di rumah sakit lumayan nak ada 12 orang."
Sedih sekali saya mendengarnya, tak bisa saya bayangkan bagaimana berada diposisi seperti itu.
"Ibu ga takut merawat pasien itu?" tanya saya akhirnya.
"Takut nak, tapi mau bagaimana lagi? Ini udah tugas ibu sebagai perawat merawat orang sakit. Tapi banyak teman-teman ibu yang sudah mengundurkan diri dan keluar berhenti kerja karena ketakutan."
"Kenapa ibu ga berhenti kerja aja? Aku takut ibu kenapa-kenapa."
"Kalau semua tenaga medis berhenti yang mau merawat mereka siapa nak? Lagi pula ibu tidak apa-apa, yang penting kamu banyak berdoa untuk ibu dan tenaga medis yang lain agar selalu kuat dan sehat, supaya bisa mengobati dan merawat pasien sampai sembuh dan semuanya cepat berlalu," jawab ibu penuh harap.
Betapa sangat bangganya saya memiliki ibu seperti beliau, ia tidak memikirkan dirinya sendiri, ia selalu ingin menolong orang lain dan ia merupakan pekerja yang bertanggung jawab pada tugasnya sebagai perawat.
Inilah yang saya rasakan setiap harinya, diselimuti dengan kekhawatiran dan ketakutan. Mungkin beberapa dari kalian mengganggap ini berlebihan, tidak apa-apa. Tapi coba bayangkan jika kalian berada di posisi saya dan anak-anak lain yang orang tuanya bekerja sebagai tenaga medis, bahkan ada yang berbulan-bulan sama sekali tidak bertemu dengan orang tuanya.
Untuk itu, teman-teman tolong tetap di rumah saja ya, karena tinggal di rumah adalah upaya termudah namun efektif dalam meredam kecepatan penularan Covid-19. Dengan semakin sedikitnya orang berkegiatan di luar rumah maka otomatis akan semakin sedikit peluang orang bertemu atau kontak dengan orang yang terinfeksi dan jika terpaksa harus keluar rumah karena hal yang mendesak, jangan lupa memenuhi protokol kesehatan ya teman-teman. Kita juga harus rajin cuci tangan, memakan makanan sehat dan bergizi, serta minum vitamin.
Tolong juga doakan supaya ibu saya dan tenaga medis lainnya tetap sehat agar bisa membantu mereka yang sakit dan semoga semua ini cepat berlalu.
Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H