Mohon tunggu...
Diah Puspita S
Diah Puspita S Mohon Tunggu... Lainnya - Biology

Live The Life You've Dreamed

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Reed Diffuser Lavender untuk Mengatasi Masalah Kecemasan

19 Desember 2020   19:00 Diperbarui: 19 Desember 2020   19:04 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Background photo created by alexphotos — www.freepik.com

Kecemasan adalah perasaan yang menetap berupa kekuatan atau rasa was-was, khawatir yang merupakan respons terhadap ancaman yang akan datang. Dianggap berbahaya atau hal tersebut dapat merupakan perasaan yang ditekan ke dalam alam bawah sadar bila terjadi peningkatan akan adanya bahaya dari alam. Jika individu yang mengalami kecemasan tidak dapat mengatasi kecemasannya secara sehat, dapat menyebabkan perilaku yang maladaptif (Keliat, Wijoyono & Susanti, 2011), maka dari itu diperlukan terapi non farmakologis untuk menurunkan kecemasan. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat digunakan adalah terapi komplementer atau Complementary and Alternative Medicine (CAM). Dalam bidang kesehatan, jenis CAM yang populer yaitu aromaterapi.

Lavender atau Lavandula adalah genus tumbuhan berbunga dari famili Lamiaceae ini memiliki 25–30 spesies yang bentuk bunganya kecil, berwarna ungu kebiruan dan tinggi tanaman mencapai 72 cm. Tanaman ini mudah dikembangbiakan, yaitu dengan penanaman dari biji tanaman lavender yang sudah tua kemudian disemaikan.

Bunga lavender sejak zaman dahulu sering digunakan sebagai parfum dan minyak mandi. Bunga Lavender dapat dijadikan minyak esensial yang sering dipakai sebagai aromaterapi karena dapat memberikan manfaat relaksasi dan efek sedatif yang membantu orang yang mengalami insomnia. Menurut penelitian, dalam 100 gram bunga lavender tersusun atas beberapa kandungan, seperti: minyak esensial (1–3%), alpha-pinene (0,22%), camphene (0,06%), beta-myrcene (5,33%), p-cymene (0,3%), limonene (1,06%), cineol (0,51%), linalool (26,12%), borneol (1,21%), terpinen-4-ol (4,64%), linalyl acetate (26,32%), geranyl acetate (2,14%), dan caryophyllene (7,55%).

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari bunga lavender adalah linalyl asetat dan linalool. Untuk mengetahui zat mana yang memiliki efek anti-anxiety (efek anti cemas/relaksasi) yaitu menggunakan Geller conflict test dan Vogel conflict test. Pada kedua tes, Linalool memberikan hasil yang signifikan. Hal ini, dapat dikatakan bahwa kandungan aktif utama yang berperan pada efek anti cemas pada lavender yaitu linalool.

Pemanfaatan lavender sebagai aromaterapi yaitu dapat digunakan essential oil lavender yang menggunakan stik kayu/bambu yang akan menyerap minyak aromaterapi dan menyebarkan wanginya ke seluruh ruangan atau dapat disebut Reed Diffuser Lavender. Diffuser jenis ini sangat mudah ditemukan dan dibuat dirumah karena dapat memanfaatkan barang-barang yang ada dirumah. Untuk bahannya dapat digunakan minyak esensial lavender dan carrier oil sebagai pelarutnya, lalu untuk alatnya dapat menggunakan botol kaca dan stik bambu atau tusuk sate. Carrier oil yang dapat digunakan yaitu sweet almond oil, castor oil, apricot oil, dan grapeseed oil.

Dalam 20 ml carrier oil dapat digunakan minyak esensial lavender sebanyak 15 tetes, masukkan larutan tersebut ke dalam botol kaca setelah itu dicampurkan dengan cara dikocok perlahan. Masukkan stik kayu/bambu ke dalam botol kaca, dan reed diffuser lavender ini dapat bertahan selama 2 minggu. Agar wanginya keluar dengan maksimal, setiap harinya stik dibalik agar wanginya dapat menyebar dengan cepat. Reed Diffuser Lavender ini dapat digunakan sebagai pengharum ruangan dan dengan menghirup aroma lavender ini dapat meningkatkan frekuensi gelombang alfa dan keadaan ini diasosiasikan dengan bersantai (relaksasi) yang dapat memberikan efek relaksasi dan efek anti cemas pada orang yang menghirup wanginya.

Referensi :

Dewi, I. P. (2011). Aromaterapi Lavender Sebagai Media Relaksasi. Artikel. Bali: Bagian Farmasi Universitas Kedokteran Udayana.

Kurnia, A. D., Wardhani, V., & Rusca, K. T. (2013). Aromaterapi Bunga Lavender Memperbaiki Kualitas Tidur pada Lansia. Jurnal Kedokteran Brawijaya, 25(2), 83–86.

Nauli, F. A. (2015). Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Lavender terhadap Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis (Doctoral dissertation, Riau University).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun