Mohon tunggu...
Diah SJ
Diah SJ Mohon Tunggu... -

Suka hal-hal imajinatif

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Membunuh Perasan

2 Juni 2011   23:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian lama aku belajar dan berusaha untuk membunuh perasaanku, mematikan perasaanku. Tapi , aku masih belum mampu membunuh perasaanku. Perasaan kemanusiaan dan perasaan dunia kemanusiaan.

Sungguh tragis sekali. Semuanya campur baur menjadi satu.Aku tidak mampu membayar dengan apapun yang ada pada diriku.
Aku sebenarnya paling takut menghadapi , aku takut perasaan menjadi manusia hidup kembali. Dan nyatanya memang demikian. Aku menjadi lunglai, lemah dan sedih. Tidak hanya air mata yang menetes, tapi air raksa yang tak tahu di mana letaknya itu.

Aku mencoba untuk lupa dengan kemanusiaan Tapi  tangis dan rasa tetap saja hadir.

Kesedihan menjadi sebuah ledakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun