Mohon tunggu...
Diah pramulyanti
Diah pramulyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Gizi Universitas Airlangga

Menulis dan menuangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Sosial Budaya dalam Memperkuat Jati Diri Bangsa Indonesia

7 Juni 2024   20:32 Diperbarui: 7 Juni 2024   20:49 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau dan ratusan suku bangsa, memiliki kekayaan sosial budaya yang luar biasa. Keberagaman ini tidak hanya tercermin dalam bahasa dan adat istiadat, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Sayangnya, di era globalisasi ini, nilai-nilai budaya lokal sering kali terpinggirkan oleh budaya asing yang masuk tanpa saringan. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: bagaimana kita dapat mempertahankan jati diri bangsa di tengah arus globalisasi yang kuat?


Identitas budaya adalah fondasi yang membentuk karakter dan kepribadian suatu bangsa. Melalui budaya, kita belajar tentang nilai-nilai, norma, dan etika yang dianut oleh masyarakat kita. Di Indonesia, identitas budaya terbentuk dari beragam warisan adat yang
diwariskan secara turun-temurun. 

Tari-tarian tradisional, musik daerah, upacara adat, hingga seni kerajinan tangan merupakan bagian integral dari identitas ini. Namun, dengan derasnya arus informasi dan budaya dari luar, kita sering kali tergoda untuk meninggalkan budaya lokal demi mengejar modernitas. Padahal, identitas budaya inilah yang seharusnya menjadi pegangan kita dalam menghadapi perubahan zaman. Tanpa identitas yang kuat, kita akan mudah terombang-ambing dan kehilangan arah dalam perkembangan global.


Globalisasi membawa banyak dampak positif seperti kemudahan akses informasi, kemajuan teknologi, dan peningkatan ekonomi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi juga membawa tantangan besar bagi pelestarian budaya lokal. Budaya asing yang masuk melalui media massa, internet, dan pariwisata sering kali lebih menarik perhatian, terutama bagi generasi muda. 

Musik pop, film Hollywood, dan gaya hidup Barat menjadi daya tarik yang kuat dan berpotensi menggusur budaya lokal yang dianggap kuno atau tidak relevan. Selain itu, urbanisasi yang pesat juga turut mempengaruhi perubahan pola hidup masyarakat. 

Banyak penduduk desa yang pindah ke kota untuk mencari pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik. Akibatnya, banyak tradisi dan adat istiadat yang mulai ditinggalkan karena tidak lagi praktis dalam kehidupan perkotaan yang serba cepat.


Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan upaya nyata dari berbagai pihak untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal. Pemerintah, sebagai pemegang kebijakan, memiliki peran penting dalam merumuskan strategi pelestarian budaya. Penerapan kurikulum pendidikan yang memasukkan muatan lokal, misalnya, dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengenalkan budaya daerah kepada generasi muda. 

Selain itu, program-program pelestarian budaya, seperti festival seni dan budaya, juga perlu terus digalakkan. Lembaga kebudayaan dan komunitas lokal juga harus aktif berpartisipasi dalam menjaga dan mempromosikan budaya mereka. Dengan memanfaatkan teknologi digital, komunitas ini dapat membuat konten-konten kreatif yang menarik perhatian generasi muda, seperti video dokumenter, vlog, atau media sosial yang membahas tentang kekayaan budaya lokal.


Tidak kalah penting adalah peran individu dalam melestarikan budaya. Setiap orang dapat berkontribusi dengan cara sederhana, seperti mempelajari bahasa daerah, menghadiri acara adat, atau mendukung produk-produk lokal. Dengan demikian, kita tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberikan penghargaan kepada para pelaku budaya yang terus berusaha mempertahankan warisan leluhur. 

Budaya tidak hanya berfungsi sebagai identitas, tetapi juga sebagai modal sosial yang berharga. Melalui budaya, kita dapat membangun solidaritas dan kohesi sosial yang kuat. Tradisi gotong royong, misalnya, mengajarkan kita tentang pentingnya kerja sama dan saling membantu. 

Dalam konteks masyarakat modern yang semakin individualistis, nilai-nilai seperti ini menjadi sangat penting untuk dipertahankan. Selain itu, budaya juga dapat menjadi daya tarik wisata yang mendatangkan manfaat ekonomi. Banyak wisatawan asing yang tertarik datang ke Indonesia karena ingin melihat dan merasakan langsung kekayaan budaya kita. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata berbasis budaya perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan pelestarian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun