Mohon tunggu...
diah pebriani
diah pebriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Saya memiliki antusiasme yang besar untuk industri konten kreator, pemasaran digital, dan fotografi, serta keterampilan yang kuat dalam manajemen keuangan syariah. Saya percaya kombinasi unik dari pendidikan dan minat saya akan membuat saya menjadi aset berharga bagi perusahaan yang mencari karyawan yang kreatif, analitis, dan berorientasi pada hasil. Saya siap untuk berkontribusi secara signifikan dan berkembang dalam lingkungan kerja yang dinamis dan kolaboratif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Berbagai Pendapat Potensi Permasalahan pada Kontrak Derivatif

17 Maret 2024   12:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   12:07 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awalnya, instrumen derivatif diperkenalkan pada tahun 1949 di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu, para petani sedang menghadapi masalah dalam panen gandum mereka. Setiap kali mereka panen gandum, harganya terus turun karena pasokan berlebihan di pasar. Namun, saat mereka tidak panen, harganya menjadi tinggi karena pasokannya langka. Situasi ini menyebabkan kerugian bagi para petani. Untuk mengatasi fluktuasi harga ini dan menjaga stabilitasnya, Chicago Mercantile Exchange menciptakan produk derivatif berupa kontrak pembelian gandum (Brigham & Houston, 2009). Dengan adanya kontrak derivatif, para petani dapat menjual gandum mereka di masa depan dengan harga yang telah ditetapkan pada saat kontrak dibuat. Hal ini memungkinkan para petani untuk menyimpan gandum mereka di wilayah mereka sendiri dan menjualnya di masa depan dengan harga yang telah disepakati sebelumnya, tanpa perlu menjual langsung ke pasar di Chicago di mana pasokan sudah berlebih.

Instrumen derivatif adalah istilah yang digunakan dalam bidang keuangan. Ini merujuk pada alat keuangan yang memperoleh nilai mereka dari aset dasar, indeks harga, atau tingkat suku bunga, serta karakteristik yang dimiliki oleh entitas tersebut(Kurnia, 2023).

Instrumen derivatif digunakan untuk mengambil keuntungan dari perkiraan harga di masa depan, dengan potensi imbal hasil yang tinggi. Cara kerja instrumen derivatif melibatkan pembuatan kontrak antara dua pihak atau lebih untuk memperdagangkan aset atau komoditas tertentu pada harga yang telah disepakati untuk waktu yang akan datang. Melalui kontrak ini, pihak yang terlibat memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga aset atau komoditas di masa depan dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya(Hidayat, 2019).

Kontrak derivatif merupakan perjanjian antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu aset pada tanggal tertentu di masa depan dengan harga yang telah disepakati sebelumnya. Potensi permasalahan pada kontrak derivatif bisa bervariasi tergantung pada jenis derivatif yang digunakan,

1. Volatilitas Pasar: Kontrak derivatif sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan volatilitas pasar. Perubahan yang tiba-tiba dan signifikan dalam harga aset dasar bisa menyebabkan kerugian besar bagi pihak yang terlibat dalam kontrak derivatif. Volatilitas pasar ini menjadi salah satu perhatian utama dalam manajemen risiko.

2. Pemahaman Risiko: Salah satu potensi permasalahan yang sering muncul adalah kurangnya pemahaman yang mendalam tentang risiko yang terkait dengan kontrak derivatif. Banyak pelaku pasar mungkin tidak sepenuhnya memahami kompleksitas instrumen derivatif dan risiko-risiko yang terkait dengannya, yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang kurang tepat.

3. Kontrak yang Rumit: Kontrak derivatif sering kali memiliki struktur yang kompleks, yang membuatnya sulit dipahami dan dievaluasi. Kompleksitas ini bisa menyebabkan kesulitan dalam menilai nilai sebenarnya dari kontrak derivatif, serta dalam mengukur dan mengelola risiko dengan tepat.

4. Default Risiko: Default risk atau risiko gagal bayar merupakan masalah potensial dalam kontrak derivatif. Keterlibatan pihak-pihak dengan kualitas kredit yang buruk atau kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontrak yang dipertaruhkan dapat menimbulkan risiko gagal bayar yang signifikan.

5. Manipulasi dan Insider Trading: Kontrak derivatif, terutama yang diperdagangkan secara luas di pasar sekunder, rentan terhadap manipulasi dan insider trading. Pelaku pasar yang memiliki akses ke informasi sensitif atau memiliki kekuatan pasar yang besar dapat memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil.

Instrumen derivatif digunakan untuk mengambil keuntungan dari perkiraan harga di masa depan, dengan potensi imbal hasil yang tinggi. Cara kerja instrumen derivatif melibatkan pembuatan kontrak antara dua pihak atau lebih untuk memperdagangkan aset atau komoditas tertentu pada harga yang telah disepakati untuk waktu yang akan datang. Melalui kontrak ini, pihak yang terlibat memiliki peluang untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga aset atau komoditas di masa depan dengan harga yang telah ditetapkan sebelumnya(Hidayat, 2019). kontrak derivative juga  memiliki potensi manfaat yang besar bagi para pelaku pasar, tetapi juga memiliki berbagai risiko- risiko  yang harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Penting bagi para investor dan pelaku pasar untuk memahami risiko tersebut dengan baik sebelum terlibat dalam transaksi derivatif. Dalam hal ini, pengelolaan risiko yang efektif dan pemahaman yang mendalam tentang instrumen tersebut sangatlah penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun