Mohon tunggu...
Diah Nur Robbaniah
Diah Nur Robbaniah Mohon Tunggu... Guru - menanam.makna

Seorang ibu, guru, pencinta flora, dan hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkenalan dengan Kacang Kupu-Kupu

23 Agustus 2021   16:11 Diperbarui: 23 Agustus 2021   16:15 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kacang kupu2 (dokpri)

Ada tanaman liar bernama kacang kupu-kupu

Bunga kacang kupu-kupu atau centrosema virginiaum atau juga dikenal dengan bunga api kupu-kupu adalah jenis bunga liar. Tanaman ini memiliki puluhan jenis dan tergolong tanaman rambat.  Hampir sama dengan bunga Telang tetapi berbeda warna karena kacang kupu-kupu berwarna ungu, sedangkan bunga Telang cenderung ungu kebiruan.

Tapi jangan salah, walau tercipta sebagai tanaman liar, pesona kacang kupu-kupu mampu menampar mata para pencinta flora. 

Lalu, apa sebenarnya kehebatannya? Kehebatan beradaptasi. Tanaman ini sanggup hidup merana (bisa hidup dengan tanah yang malanutrisi). Walau tidak mendapat asupan air, tetapi  bunga ini sangat disukai oleh kupu-kupu, lebah, dan burung. 

Menurut Budi Santoso, Kepala KBHK Pati, yang dikutip dalam Tribun News, menyatakan bahwa tanaman kacang kupu-kupu adalah tanaman Pioneer. 

Tanaman ini banyak memproduksi biomassa dan sumber pupuk organik untuk memperkuat agregat tanah dan menyimpan ketersediaan air. Tanaman ini juga bermanfaat untuk mereklamasi lahan kritis bekas letusan gunung berapi.

Nah, apa artinya sobat literad? Liar bukan berarti tak bermanfaat bukan?

Eits...jangan analogikan kacang kupu-kupu liar dengan kupu-kupu malam. Memang, sama-sama liar, sehingga disukai kumbang. Bedanya, jika kacang kupu-kupu berkeliaran di lingkunganmu, berarti tempat tinggalmu sehat dan menyehatkan. Tetapi, jika yang berkeliaran di lingkungamu, kupu-kupu malam, apakah tempat tinggalmu layak dikatakan sehat dan menyehatkan?

Apalagi jika ada cowok bertato kupu-kupu dalam drama Korea yang ternyata mengalahkan para buaya.  Heeehee

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun