Masa pandemi membuat lini kehidupan, sosial, ekonomi, dan pendidikan khususnya membuat semua terasa ambyar. Â Kehidupan sosial yang berubah, turunnya kemampuan ekonomi rakyat, dan pendidikan yang melahirkan generasi kosong dan generasi rebahan.
Tetapi, apapun yang terjadi, kita memang harus dituntut untuk bisa menyikapi dengan baik. Kita harus bisa beradaptasi dengan, jangan skeptis, atau pun menyerah, apalagi putus asa karena Tuhan tidak suka.
Lalu, bagaimana membangun toxic positivity pada diri sendiri?Â
Berikut ini tips-tips terkait  agar tetap waras dan sehat saat yang lain mulai merasa sekarat.
1. Selalu merasa bahwa kita tidak sendiri. Musibah ini bukan hanya dirasakan oleh diri sendiri, tetapi oleh semua elemen masyarakat. Jadi, tetap syukuri apapun yang terjadi.
2. Maksimalkan ikhtiar. Kalaupun banyak yang abai, jangan kendor. Toh itu untuk kepentingan diri sendiri.
3. Bijaklah bersosial media. Jangan  mudah terpengaruh berita-berita yang menimbulkan keresahan. Saring  dulu baru share.
4. Peduli sosial. Caranya, perhatikan mereka yang saat ini sedang tertimpa musibah. Memberi perhatian dengan menanyakan kabar, syukur-syukur bisa memberi makanan. Karena sejatinya, kebahagiaan akan tercapai jika kita mempu membahagiakan orang lian.
5. Sebarkan konten-konten kepedulian karena akan menambah rasa empati.pasti kita akan merasa simpati dengan anak muda keren bagi- bagi uang dengan tajuk "bantu modal PPKM" atau mencontoh Baim Wong yang dengan ringan memberi sedekah.
Akhir kata, apapun saat ini yang terjadi, maksimalkan ikhtiar, maksimalkan doa, baru pasrahkan semua kepada Sang Kuasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI