Mohon tunggu...
Diah Nur Robbaniah
Diah Nur Robbaniah Mohon Tunggu... Guru - menanam.makna

Seorang ibu, guru, pencinta flora, dan hobi fotografi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Iris: Sang Dewi Berjubah Hujan

27 Juli 2021   12:59 Diperbarui: 27 Juli 2021   15:21 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: yellow iris(dokpri)

Sesuai warnanya, kuning menyala. Yellow iris namanya. Tanaman liar yang tertangkap mata lalu menjelma menjadi sebuah pesona.

Secara harfiah, Iris berasal dari bahasa Yunani yang artinya pelangi. Menurut mitologi kuno, iris adalah Dewi Berjubah Hujan yang bertugas menyampaikan pesan antara surga dengan bumi melalui perantara pelangi.

Warna yang amat mencolok, apalagi saat bunga bermekaran. Kuning menyala di antara hijau rerumputan. Bunga ini memiliki banyak sekali jenis dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Bahkan, salah satu jenis bunga iris menjadi bunga nasional Perancis. 

Selain memiliki keunikan bentuk mahkota, bunga ini termasuk jenis bunga perennial. Bunga yang mampu hidup lebih dari 2 tahun dan mampu hidup di dua tempat, darat dan air. 

Selain warna kuning menyala, Iris memiliki jenis warna beraneka ragam. Biru, putih, biru keunguan, pink, ungu kecokelatan, dan jingga.

Konon, bunga ini dikenal sebagai bunga kado bagi mereka yang terlahir pada bulan Februari. Mungkin karena simbol yang melekat pada bunga yaitu kebijaksanaan, kehangatan, persahabatan, dan pujian.

Sama dengan makhluk flora lainnya, bunga liar yang sangat mudah beradaptasi ini tergolong bunga invasif. Jika tidak diatur, pertumbuhannya sangat cepat sehingga menganggu habitat makhluk lainnya. Jika ditanam dan dikontrol dengan baik, iris mempu memberikan manfaat. Salah satunya mampu memurnikan air. 

Sobat, dari sang Dewi Berjubah Hujan ini kita bisa belajar. Laksana air dan api, jika terkendali akan memberikan manfaat, sebaliknya jika telah menginvasi dan tak terkendali, maka hanya akan menjadi bencana bagi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun