Bunga Keladi Wayang (dokpri)
EPOS Ramayana dan Mahabharata yang dikenal anak-anak adalah cerita kepahlawanan yang dikemas dalam drama dengan segala laku dan paras para tokoh.
Menarik karena belajar sejarah dan budaya secara menyenangkan. Terhibur oleh alur cerita dengan segala konflik dan klimaksnya.
Ada juga yang mengenalkan toko pewayangan, Hanoman dengan lagu rancak bertajuk "Hanoman Obong" yang melegenda kisahnya.
Dulu, nenek moyang menggambarkan Pandawa Kurawa, Ramayana Dewi Sinta, Rahwana, dan Hanoman dengan dengan gambaran kulit yang penuh simbol. Simbol warna, simbol nama, simbol tabiat, bahkan simbol dalam bentuk badaniah. Siapapun dia, yang mendalami perwayangan sejatinya telah mendalami kehidupan.
Sobat literad, sekarang dunia wayang telah dikenal secara umum. Tidak hanya dalam bentuk karakter manusia, tetapi wayang yang dikenalkan dalam bentuk flora.
Iya, mencoba mengenalkan "wayang" dalam bentuk istimewa, ciptaan Sang Kuasa. Namanya keladi wayang, bukan sosok tampan sang Arjuna atau sosok bijak sang Krisna, tetapi berupa gunungan yang memesona.
Dalam lakon yang dimainkan dalang, simbol "gunungan" dijadikan sebuah awal, pergantian, dan akhir sebuah lakon. Selain itu, juga dijadikan simbol latar tempat atau suasana, seperti angin, gunung, pohon, bahkan api.
Nah, sobat literad, terutama kalian kaum milenial, keladi wayang tepatnya berbentuk "gunungan" dengan segitiga lancip atau mengerucut berwarna merah muda nan memesona. Memiliki daun seperti kertas yang dilukis dengan garis-garis hijau membentuk sebuah dinamika hidup dengan segala seluknya.
Keladi wayang memang unik, yang mampu mengingatkan kita menjadi bijaksana. Bahwasanya, semakin tinggi jabatan, semakin tinggi ilmu, dan semakin bertambahnya usia, kita harus semakin mengerucut untuk menuju yang atas, Sang Kuasa. Perbanyaklah ibadah!
Dengan kata lain, hidup bukan hanya tentang harta, tahta, untuk kebahagiaan di alam fana tetapi harta, tahta, untuk bekal di alam baqa.
So, paham kan mengapa dinamai keladi wayang?
Mahahebat Allah dengan segala ciptaanNya ❤️
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H