Menembus malam gerahmu, Mei
anganku melayang pergi
perlahan mimpi-mimpi menampi
berjuta kilatan gambar
pada himpitan nukleus accumbens
pada siang bolong
pada ledakan molotov bak mesiu rancu
Tepat di tengah badanmu, Mei
kucoba memejamkan mataku
namun aku kalah atas sejarah
darah telah ditukar dengan semangkuk ambisi
kuasa para demit dirampas manusia!
siang bukan ingin bolong
siang terhimpit asap hitam merupa atap langit
Sepasang mata bola menyala
seperti lidah neraka
cacat logika, menelusup mencari mangsa
"mungkin saja," pikirnya
"ada di balik rolling door bertulis 'Milik Pribumi'
mangsa bermata sipit siap ganyang."
Beratus pasang mata bola berbinar
menari
berpesta
Ah!
Radio, televisi, dipanggul
rencengan sabun di pundak
Aaah! Rampasan!
Menembus pertengahan malammu, Mei
Manusia, tumbal sebuah era
===
*Solo, 14 Mei dua puluh enam tahun yang lalu. Sebuah masa, saat kelam dan rimba gulita menudungi Solo dengan pohon-pohon durjana.