Apa aku punya pilihan lain?
Aku puan
pernah sejenak menjeritkan kebebasan
kala kau menyebutku: bayi
Dialah puan
kau cipta
dari sebuah sukma terpasung tirani
yang kau sebut tata cara kesetiaan
dia puan
kau bungkus dengan tikar tradisi
semanis tutur dogma
setara aturan purba
merupa perhiasan yang dipasang
memasungnya
: lemah terbelenggu
Kami puan
dari gelap kamar pingitan
kami menuliskan
pikiran kebebasan;
tubuh dari dua cerita anak manusia
keping dari turunan sebuah bangsa
Para puan merupa aksara
: kata-kata yang tak berujung
dari perempuan sebelum kami
mencoba berpikir,
bagaimana bisa kutaklukan gunung
agar lapanglah jalan
puan setelah aku
*Solo, 21/04/2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H