Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Selamat Natal, Tuanku Raja [Surat Kepada Tuanku Raja]

25 Desember 2022   06:37 Diperbarui: 25 Desember 2022   17:37 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu dari 12 deret pohon Natal di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman | dokumentasi pribadi 

Kepada Tuanku Raja,
Sekeping abjad telah lahir,
kubungkus rapat dengan kertas surat
saat tepian malam tak lagi terasa kalam
tergerus kepentingan khusus; bukan kudus
Tepat ketika algoritma ponsel netizen berjumpalitan
penuh tikam umpatan
atau puja sanjungan
atas berita hoaks anti damai sejahtera dan sukacita

Bilamanakah aksaraku akan bercerita dengan baik sedang dunia ini penuh intrik? Katakan bagaimana caraku merebahkan aksara di hadapan Tuan tentang kelaparan dan segala tragedi kepedihan resesi di berbagai negri? Sementara di belahan lain, krisis energi membelit nurani? Tiada emas, kemenyan, ataupun mur sebagai harapan di tangan kami

Tuanku Raja Yang Mulia,
Sekiranya masih boleh berharap, Tuan sudi kembali datang, menilik ruang kosong ini;
bukan mall atau apartement ber-AC
Sungguh, jauh dari tempat nyaman
Satu bilik hati berbau kandang; penuh dendam, iri, dengki, bahkan tak lupa aku masih sering bermegah diri

Malam begitu saja melarut dalam dingin ya, Tuan. Hujan masih belum jua reda. Banjir masih menggenangi kampung dan pinggiran kota
Sementara, doa-doa masih menengadah di hadapan Tuan
pada kedalaman janari sunyi bersama cahaya relung hati yang kini pucat pasi.

Selamat datang dan bertahta kembali di ruang hati ini, Tuanku Raja yang Mulia

*Solo....kala Natal pertama menelusuri selasar nurani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun