Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Interlude Sebuah Masa

12 Desember 2021   19:35 Diperbarui: 12 Desember 2021   21:40 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via unsplash @hali marten

Jangan engkau tanya
Seberapa jauh sinar berpendar
Atau seberapa tinggi
langit bersembunyi dari cahaya

Kata-kata terlalu renta memikul makna
runtuh dalam kecap ucap
Kata-kata merapal hikayatnya di atas singgasana jumawa
meretas, dan menjatuhi tanah atas

Seketika detak hidup:
sedang menerka rasa
Sesaat sepi ada di tengah gempita

Seketika detak hidup:
sedang menghitung
wajahmu yang merangkak
di sela buih cahaya

Seketika detak hidup:
sedang menguliti detik
meniupi cintamu ke arah labuhan

dan aku pun
mulai menghitung
rinai rencana renjana

dan syair-syair kita
seperti apel emas
di atas pinggan perak

*Solo,.... hepi born day, kawan senyap tanpa suara. Penulis ku, tetaplah menulis, itulah cara kita saling membaca. Menyapa dalam senyap. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun