Kolaborasi : Mas Han dan Ayu Diahastuti
Pagi masih begitu dini di ujung jemari hari,
waktu pun masih termangu
menunggu gulir detik menyeret detik,
kala kulihat wajahmu hampir menciumku
Aku melayang, terbang meniti aroma langit,
menjatuhkan helai demi helai bening asmaradahanaku, wai telaga
Semesta menuntunku merambat pelan bersama awan,
dalam detak waktu yang menyentuh relung imaji anak manusia
Terdiam aku menunggumu,
Bisu
Sekiranya kumampu mencoba mengeja kata demi kata dalam baitmu
yang selama ini tak mampu kueja, duhai kabut
Hingga datang luruhmu, kini aku kembali mengumpulkan nyali dalam riak tenang dan buih bening bersama angin yang membuaiku.
Telagaku, aku ingin merupa langit yang menyentuhmu, menciummu
mengeja angin yang meniup menjadi nafas yang berhembus ke bumi
Pelan, menghidupkan riak teduhmu menjadi buih lautan,
membawa berjalan bersama cakrawala jingga yang menyatukan kita dari pagi hingga layung senja tiba
Engkau teruna kabut, yang meluruh menjadi embun bening, kini hidupi telagaku, layaknya nafas langit menyatu dalam tubuh bumi