Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selasar Kematian

8 Juli 2021   19:19 Diperbarui: 8 Juli 2021   19:31 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada:
Yang terhormat Pendengar syair,
di kuncup hari terakhir

Ada kabar tentang seutas
jejak-jejak kaki tanpa bekas,
milik sepotong ruh hendak terlepas,
meluruh bersama lekas,

Sementara ruh bergelayutan
meradang disusupi rintihan
Ngilu serasa terbelah sembilu
mencari nafas yang hampir semu

Meski butir-butir doa terasa pahit,
tetap saja dikecap meski sedikit
Tanpa lagi kata-kata,
kata-kata muram makna

Terlampau banyak kata
hilang dalam rimbun sumpah serapah
Kini hanya tinggal sebuah sukma
memapah raga yang melemah

Sepotong ruh masih menganga
menanti kabar dari Sang Penguasa
Mencoba bertanya,
"kapan giliranku tiba?"

*Solo, still in my solitude...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun