Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Melihat Sisi Menguntungkan di Balik "Puber Kedua: Midlife Crisis"

20 Desember 2020   19:19 Diperbarui: 20 Desember 2020   21:33 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“forty is the old age of youth and fifty the youth of old age”. (Victor Hugo)

Here we go....

Waaah lama absen nulis nih. Monmap yha, Sobs. Seminggu kemarin banyak aktivitas real life yang warbyasah membuat saya harus break sebentar. Now, I'm back....

Eh, ada topik pilihan nih. Keren, lagi! Gegara Ohm Rudy Gunawan, saya jadi ikut gemes. Kay, tanpa ba bi bu, na ni nu, kita bahas yang satu ini. Cekidot, Sobat Bijak....

Rentang Usia Midlife Crisis

"Life begin at 40," begitu bunyi teks teman WAG saya. 

Pada dasarnya puber kedua merupakan istilah yang dipakai secara umum untuk menggambarkan rangkuman dari beberapa perubahan perilaku pada seseorang secara tiba-tiba pada rentang usia tertentu. 

Dalam dunia psikologi istilah puber kedua lebih dikenal dengan nama midlife crisis, sebuah proses yang terjadi dalam rentang usia antara 40-60 tahun. 

Identifikasi ini dilakukan pertama kali oleh psikolog Carl Jung. Ia menganggap bahwa midlife crisis merupakan hal yang normal dialami oleh beberapa individu. 

Beberapa peneliti juga pernah menyatakan midlife crisis juga terjadi pada mereka yang berada pada rentang usia lebih awal antara 35-45 tahun. 

Meskipun terjadi lintas gender, lintas profesi, namun midlife crisis bukanlah sebuah fenomena yang akan dialami oleh setiap orang dalam rentang usia tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun