Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Suatu Ketika

16 November 2020   08:32 Diperbarui: 16 November 2020   08:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tiba saatnya, menyelesaikan semua sendiri. Merasakan semua sendiri. Bermain sendiri, jatuh, menangis, berkawan sepi," begitulah ujar Sang Empu

Lanjutnya, "Mendengarkan keagungan suara sunyi, menelusup ke dalam tungku panas bumi, menjelajah ruang tiada bertepi

Menempuh batasan logika yang tiada pernah mengerti apa arti sudah. Semua hanyalah hampir yang tiada pernah usai. Meski mimpi menggerus legam malam berganti siang, pula kemuliaan terang berganti malam

Bintang itu tumbuh bukan dari ufuk timur, perjalanannya menuju ke arah timur. Penjuru bukanlah mata angin, sebab angin telah berganti arah

Tanah merekah bergetar, layaknya perempuan sakit beranak. Memindahkan gunung yang berjajar bagai pagar, menggeser bukit penghias bawana

Air samudra bergejolak, beranjak menuju daratan yang terpisah darinya sejak terang terpisah dari gelap. Air berputar, tersesat dalam pusaran yang dalam, pada lubang tiada tepi, pada palung tiada dasar,"

Empu melihat cahaya di langit. Adalah kilat menyambar, hebat, lalu turun ke bumi. Sementara anak-anak manusia bergumam dalam tanya tanpa jawab, sembari memuja, "mengagumkan," katanya

Empu sendirian menakar, menghitung, mengatur, mereka-reka, berperkara dengan kemungkinan masa lampau, dibalik jubah pengetahuan dan wahyu

Akal berdalih, logika beracara, sampar masih merajalela. Empu mengeja tanda dalam sapa amanah dalam amarah semesta.

*Solo...sedang menikmati perkamen tua, bahwa tiada yang baru di bawah matahari, segalanya berulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun