"Only in your dream," bisikku di telinga Josh.Â
"Tunggu aku di sini atau kau yang akan jadi mayatnya," ancamku.
Tentu saja aku berbohong. Aku hanya ingin memastikan di gudang sebelah mana mayat itu berada.
[bersambung]
*Solo....just another pillow talk, mulai dari titik nadir....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!