Dearest reader...
Secuil surat ini  kutulis kembali dalam bentukan sebuah narasi yang bukan hanya karangan fiksi.
Readers, pernahkah dalam hidup ini kamu merasakan kejenuhan, rasa bosan yang diikuti dengan rasa hampa. Atau mungkin merasa kosong di tengah segala kesibukan yang sedang kamu jalani?
Jenuh dengan rutinitas setiap hari. Bangun pagi, bersiap ke kantor atau melakukan pekerjaan, bertemu teman, mungkin setelah itu sibuk dalam komunitas kita, larut dalam acara hangout ngopi bareng teman, kemudian pulang, tidur, dan besok hari kita masih berhadapan dengan hal yang sama.
Ok, aku tidak mengecilkan arti bersyukur. Karena tentu saja bersyukur itu baik, benar, dan memang penting.
Well, dispite of that thing, my friend....
Aku ingat, suatu ketika pernah terlibat dalam acara kampus bersama teman-teman. Hal yang menyenangkan adalah saat momen hiking. Untuk menuju ke puncak tertinggi, kami pasti melalui pos-pos perhentian.
Fungsi pos-pos tersebut adalah sebagai shelter bagi kami untuk berhenti sejenak, menemukan motivasi dan tujuan kami.Â
Richard Carlson, pernah berkata bahwa,"we are human being, not human doing". Pernyataan ini membawa pada sebuah kesadaran bahwa kita hanyalah manusia yang punya perasaan, baik perasaan positif maupun negatif. Kehadiran kedua perasaan tersebut adalah saling melengkapi. Jika kita menolak perasaan negatif, bukankah kita menjadi tidak lengkap?Â
Jadi, readers... bukankah dengan demikian arus kebosanan dan kehampaan yang datang dalam perjalanan hidup kita hal yang perlu kita terima, karena kita adalah manusia yang mempunyai rasa, bukan robot yang senantiasa haus aktivitas.Â
Mencoba berdamai dengan kondisi hampa, karena sebenarnya bukan kondisi itu yang salah, melainkan respon kitalah yang menentukan apakah yang kita lakukan adalah benar atau salah.