Seorang penari meliukkan tubuhnya di atas panggung khusus untuk sebuah sandiwaraÂ
Ia mengambilku, memasang pada wajahnya. Aku topeng cantik. Semua melihatku menutupi wajah sang penari.
Menarilah ia, bersama dengung gending yang mengalun meniti udara malam yang menggeliat berjalan tertatih bersama mengalirnya paruh waktu
Sorai penonton diiringi tepuk kemunafikan hadir di antara pekik kesukaan, dan beberapa tebaran sawer yang melayang ke tangan penari
Lalu ia berhenti, seiring musik yang terhenti, tak usah ada perintah untuk nyatakan sudah. Penari mengerti kapan ia harus berhenti
Aku hanyalah topeng, yang digantungkan di dinding menunggu malam kala penari memakaiku lagi. Akulah si cantik yang menyamar demi sekantong rupiah, pengganjal hedon penari
Tak usah ada kata atau suara, tak usah ada paesan berwarna di muka, tak usah berpura-pura pasang muka ceria, hanya cukup pasang aku saja
*Solo,....cukup sampai di sini sajakah...